Kemiskinan Terendah, Stunting Tinggi, Ketua DPRD Bontang; Anggaran Jangan hanya untuk Rapat

Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam

bontangpost.id – Kemisikinan di Bontang tercatat paling terendah kedua se-Kaltim. Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (BPS) Bontang, angka kemiskinan di Bontang hanya 4,11 persen, sehingga menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin terendah kedua setelah Kota Balikpapan.

Namun menjadi kota kedua terendah kemiskinan, angka stunting di kota ini justru memiliki prevalensi stunting yang tinggi.

Dilihat dari data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, prevalensi stunting di Bontang mencapai 23,26 persen.

Melihat hal itu, Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam mengaku prihatin atas tingginya angka stunting di Bontang.

Dia pun meminta pemerintah lebih serius menangani masalah stunting.

“Alhamdulillah kalau memang angka kemisikinan di Bontang rendah, tapi itu juga harus diliat cara perhitungannya. Tingginya angka stunting menunjukan bahwa kita lebih harus serius lagi menangani permasalahan ini,” katanya.

Angka kemisikan ini ditentukan berdasarkan dengan pendapatan per kapita per bulan dengan batas kemisikan pada Rp763.661 per bulan.

“Jika pengeluaran di bawah dari angka tersebut, maka mereka dianggap miskin,” tambahnya.

Dia juga mendorong pemerintah memberikan edukasi masyarakat tentang gizi.

“Stunting ini bukan hanya masalah pemberian gizi saja tapi  juga dimulai saat pranikah dan anak dalam kandungan,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bahkan memberikan “penghargaan” kepada Bontang atas kategori percepatan angka penurunan stunting terendah, yang diserahkan langsung oleh Penjabat (PJ) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik pada Hari Keluarga Nasional di Mangrove Park Saleba, Kamis (25/07/2024).

“Ini tamparan sebenarnya bagi kita, kita dikatakan dengan wilayah hanya 3 kecamatan kemudian jumlah penduduknya sangat sedikit tapi stunting masih tinggi, artinya memang harus ada kerja sama semua pihak dan juga perlu penanganan khusus,” tegasnya.

Andi Faizal juga menyindir anggaran yang belum optimal dalam penanganan stunting ini.

“Anggaran stunting seharusnya lebih digunakan secara efektif. Seperti kata Pak Jokowi anggaran stunting lebih banyak dipakai untuk rapat-rapat dibanding pemberian makan ke lapangan,” pungkasnya. (Hasyim)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version