BONTANG – Bontang Kuala dikenal dengan jembatan kayu ulin yang menjadi ciri khasnya. Kampung di atas laut itu sudah ada sejak 20 tahun lalu. Kayu ulin menjadi kayu andalan untuk pembuatan jembatan yang menghubungkan antar rumah warga. Namun seiring berjalannya waktu, jembatan dari bahan kayu ulin banyak mengalami kerusakan, hingga warga mengusulkan untuk pengecoran jembatan Bontang Kuala.
Salah satu warga Bontang Kuala, yang juga Ketua RT 02 Bontang Kuala Salehun mengatakan bahwa warga memang terlihat terbiasa dengan bunyi gesekan kayu ulin dari jembatan. Namun sebenarnya, warga dibiasakan dengan bunyi “musik” dari jembatan kayu. “Kami dianggap sudah terbiasa dengan bunyinya padahal kami sama terganggu,”jelas Salehun.
Kata dia, pihaknya sudah melakukan usulan pengecoran, namun belum diakomodir sudah selama dua tahun. Padahal, kampung diatas air lainnya bisa mendapatkan pengecoran jembatan seperti di Selambai Loktuan dan Berbas Pantai. “Kalau ingin mempertahankan ciri khas, warga juga terganggu, dan sampai kapan kita bisa mendapatkan bahan baku kayu ulin,” ungkapnya.
Umur jembatan Bontang Kuala sudah sekira 20 tahunan. Banyak jembatan yang berlubang, bahkan sempat ada yang ambruk. Salehun berujar saat ini mencari kayu ulin dengan ketbalan 2,5 inci sangatlah sulit. Belum lagi harganya yang mahal. “Hampa jadinya kalau warga mau perubahan tapi belum diakomodir, kecewa,” ujarnya.
Salehun sempat mengantar pihak provinsi saat berkunjung ke Bontang Kuala untuk melihat kondisi jembatan BK. Tapi belum ada tindak lanjutnya, bahkan, ia meminta pihak dari provinsi agar menginap selama semalam di Bontang Kuala untuk mendengat “musik” khasnya.
Senada, Ketua RT 01 Bontang Kuala Dadi Gunawan mengharapkan agar jembatan Bontang Kuala bisa dicor. Pasalnya, jembatan yang baru dibuat beberapa tahun lalu dengan menggunakan peredam suara saat ini justru sama seperti jembatan lama alias menimbulkan suara. “Sekarang sudah berisik, sama seperti lainnya. Maunya dicor seperti di wilayah Selambai,” kata Dadi.
Menurut Dadi, pengecoran bisa dilakukan diatas jembatan kayu ulin yang sudah ada saat ini. Sehingga, hal itu tak terlalu membutuhkan anggaran yang lebih besar dibanding pengecoran langsung tanpa ditopang jembatan kayu.(mga/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post