BATIK Beras Basah binaan Pupuk Kaltim terima Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) untuk jenis batik tulis, cap, dan kombinasi dari Badan Standarisasi Nasional (BSN). Sertifikat SNI diserahkan Kepala BSN Bambang Prasetya kepada Owner Batik Beras Basah, Eko Wiji Rahayu pada seremonial pembukaan Indonesia Quality Expo (IQE) Kamis (25/10) lalu. “Sertifikasi SNI dalam upaya peningkatan kapasitas industri kecil dan menengah agar lebih berdaya saing di pasar global. Hal ini terus didorong BSN agar produk dalam negeri mampu memberi jaminan kualitas yang sesuai standar,” ujar Bambang.
Batik Beras Basah merupakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pertama di Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil mendapat sertifikasi produk dari BSN. Serta diharap mampu mendorong sektor usaha lainnya untuk mendapat pengakuan kualitas produk sesuai standar SNI. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim, Fuad Asiddin yang hadir menyaksikan penyerahan sertifikasi SNI Batik Beras Basah mengapresiasi langkah
Pupuk Kaltim dalam mendorong pengembangan industri kecil masyarakat agar lebih berdaya saing. Menurut dia, Pupuk Kaltim telah menunjukkan komitmen pembinaan bagi UKM di Kaltim hingga mampu mencapai kualitas produk yang diakui secara nasional.
Hal ini diharap jadi pemacu semangat perkembangan industri kecil masyarakat, sekaligus mengangkat kearifan lokal dari produk yang dihasilkan. “Ini juga kebanggaan bagi Pemerintah Provinsi Kaltim karena produk lokal Bontang mampu mendapat sertifikat SNI dengan pembinaan Pupuk Kaltim. Ini sebuah langkah besar dan butuh komitmen tinggi. Itu ditunjukkan Pupuk Kaltim dengan capaian sertifikasi SNI Batik Beras Basah,” papar Fuad.
Sementara Direktur Teknik dan Pengembangan Pupuk Kaltim, Satriyo Nugroho menyebut pihaknya terus berupaya mendorong seluruh mitra binaan meningkatkan kualitas produk. Agar mampu mengikuti jejak Batik Beras Basah mendapat sertifikasi SNI.
Pembinaan Pupuk Kaltim terhadap UKM di Bontang dan Kaltim tak hanya berbicara pada keberhasilan pengelolaan serta manajemen usaha saja, namun peningkatan kualitas dan daya saing produk. Juga diharap mampu menciptakan lebih banyak peluang sekaligus mengangkat potensi lokal di tingkat nasional dan internasional. “Pupuk Kaltim juga tidak ingin setengah-setengah dalam membina, namun terus mendorong UKM binaan untuk berkembang dan memiliki daya saing tinggi. Sehingga memberi dampak signifikan,” terang Satriyo.
Upaya ini juga bagian roadmap 2017-2021 yang digagas Pupuk Kaltim untuk menerapkan standar mutu di tiap lini. Tak hanya pada proses dan hasil produksi perusahaan, namun juga standarisasi kualitas produk mitra binaan. “Ini sasaran utama pengembangan roadmap Pupuk Kaltim hingga 2021 mendatang, agar hasil yang dicapai tak hanya di lingkup perusahaan tapi juga berdampak luas terhadap lingkungan sekitar. Seperti halnya mitra binaan,” urai Satriyo.
Bagi Eko Wiji Rahayu, sertifikasi SNI menjadi semangat baru untuk lebih kreatif menghasilkan karya dari hobi yang dia tekuni. Selain wujud apresiasi dan rasa terima kasih terhadap Pupuk Kaltim, tak henti membina usahanya hingga akhirnya diakui dan terstandarisasi. “Kami berangkat dari semangat dan komitmen. Dengan diraihnya sertifikasi SNI, kami akan lebih tekun dan semangat berkarya agar bisa membanggakan Pupuk Kaltim,” ucap dia. (*/vo/nav/ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post