Kisah IRT di Guntung Selamat dari Terkaman Buaya, Duel dengan Tangan Kosong

Zulkifli mendampingi sang istri Fitri yang masih terbaring lemah akibat terkaman buaya pada 8 Agustus lalu (Nasrullah/bontangpost.id)

bontangpost.id – Malam itu, 8 Agustus 2023, sekitar pukul 22.05, seperti biasa, Fitri menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri. Menyiapkan makan malam untuk suaminya, Zulkifli.

Perlahan ia menghampiri sang suami di bantaran sungai di Jalan Tari Gantar 1, RT 08, Kelurahan Guntung. Fitri mengajak Zulkifli untuk segera pulang menyantap nasi goreng yang baru saja dibelinya. Panggilan itu ia lontarkan dari halaman belakang rumah rekan Zulkifli, tempat perahunya bersandar.

“Ayo pulang, makan. Sudah malam,” panggil Fitri sambil memperhatikan suaminya yang tengah menguras air dari dalam perahu.

Setelahnya, wanita bernama lengkap Fitri Ramadani itu bergegas kembali ke rumah. Baru saja membalikkan badan, tiba-tiba terdengar suara gemercik air yang diiringi suara keras. Hanya dalam hitungan detik, Fitri pun terseret ke dalam sungai bahkan sejauh lima meter. Wanita 27 tahun itu baru menyadari kakinya disambar predator saat berada di dalam sungai.

Tanpa berpikir panjang, Fitri melakukan perlawanan dengan menusuk mata buaya menggunakan dua jari. Sayang, upayanya itu sia-sia. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Bukannya melepas terkaman, buaya tersebut justru kian merapatkan gigitannya lalu mengguncang badan Fitri di dalam air hingga beberapa kali. Tak hanya itu, badan ibu satu anak itu turut dibanting ke permukaan air hingga tak sadarkan diri.

Zulkifli bersama dua rekan lainnya yang menyaksikan kejadian di atas kapal sempat tertegun dan tak bereaksi. Zulkifli mengira sang istri jatuh ke sungai akibat terpeleset dari halaman belakang rumah temannya yang terbuat dari papan.

Sontak sang rekan berteriak memberitahu bahwa Fitri tercebur ke sungai. Lamunannya buyar kala mendapati badan Fitri tak timbul di permukaan sungai. Mengingat Fitri tak bisa berenang.

Saat itu juga, Zul langsung menceburkan diri ke sungai untuk menyelamatkan sang istri. Saat memeluk Fitri, Zul tidak tahu bahwa kaki Fitri masih dalam genggaman buaya.

Dalam dekapan Zul, Fitri panik lalu meronta-ronta mengatakan kakinya digigit buaya. Dengan cepat, Zul langsung merangkul Fitri membawa ke pinggir sungai lalu membuka mulut buaya menggunakan tangan juga kaki kiri. Agar kaki kanan sang istri terlepas dari mulut predator air itu.

Usahanya menyelamatkan sang istri juga kandas. Reptil yang memiliki nama latin crocodylus porosus itu kembali menarik Fitri ke sungai sedalam lima meter. Menurutnya, posisi air saat itu tengah pasang. Sehingga buaya dengan lincah melancarkan aksinya. Pun, saat menyambar kaki Fitri jarak antara sungai dan daratan berkisar 1,5 meter.

“Pas istri saya ditarik ke sungai lagi sama buaya istri saya tetap saya pegang. Jadi saya ikut ke dalam sungai juga,” ujarnya getir.

Pria 30 tahun itu mencoba kembali melawan buaya dengan menusuk mata dan membuka mulut buaya. Meski gigitan buaya belum lepas dari kaki sang istri ia berusaha semaksimal mungkin untuk membawa Fitri ke permukaan sungai.

Keadaan semakin parah setelah tangan kiri dan kaki kiri Zul ikut digigit buaya. Beruntung gigitan buaya tidak dalam. Sehingga ia tidak terluka parah.

“Pokoknya pas di dalam air itu saya berusaha terus. Walaupun gagal saya coba lagi bagaimana caranya biar bisa ke permukaan,” timpalnya.

Merasa tak kuat terus-terusan berduel dengan buaya tersebut, Zul langsung berteriak meminta pertolongan. Beberapa warga memadati area sungai dan langsung menolong. Ada yang membantu dengan menerangi cahaya menggunakan senter ada pula yang sekadar menonton lantaran tak berani turun ke sungai.

Keduanya berhasil melawan predator ganas itu saat dua rekan Zul ikut terjun ke sungai. Mereka memukul moncong dan badan buaya agar gigitannya terlepas. Usahanya pun berhasil.

Namun, pertarungan antara manusia dan reptil buas malam itu tidak berhenti sampai di situ. Kaki Fitri kembali disambar. Kembali dengan sigap Zul memegang Fitri dengan erat agar tidak terseret.

“Pas disambar lagi itu buaya sempat membalikkan badannya. Saya dan dua teman saya langsung memukuli buaya lagi. Itu kita enggak pakai alat, cuma pakai tangan kosong aja,” sebutnya.

Setelah berjibaku melawan buaya di dalam air, akhirnya buaya itu menyerah dan melepaskan kaki Fitri. Seketika itu, Fitri langsung dibawa ke darat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Dengan melakukan RJP (resusitasi jantung paru) lalu dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Akibat insiden itu, Fitri mengalami lima luka gigitan di beberapa bagian tubuh. Pertama, di bagian perut kanan bawah dengan diameter sekitar dua sentimeter. Lalu, di lipatan paha kanan yang lukanya terbilang cukup parah. Sebab lukanya terbilang dalam dan panjang. Ketiga, di bagian paha kanan dengan dua titik luka. Masing-masing dua sentimer dan satu sentimeter.

Selama empat hari, Fitri mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Pupuk Kaltim. Kondisinya sempat kritis dan memburuk. Bahkan jantungnya sempat tidak berdetak. Beruntung, berkat dukungan medis dan doa orang terdekat Fitri berhasil menjalani operasi luka gigitan buaya.

Kemudian, pada 12 Agustus Fitri dirujuk ke Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda untuk melakukan perawatan lebih lanjut. Sebab, akibat terlalu lama di dalam sungai ia mengalami infeksi paru-paru. Kondisi makin membaik, hingga pada 30 Agustus Fitri dipulangkan ke Bontang untuk melakukan rawat jalan.

“Seminggu sekali harus kontrol. Soalnya luka di paha saya ini harus terus dibersihkan,” kata Fitri.

Atas kejadian malang yang menimpanya pada 8 Agustus lalu, Fitri juga keluarga meminta pemerintah untuk mengevakuasi buaya di muara sungai Guntung. Tak hanya itu, ia juga meminta pertanggungjawaban Ambo yang kerap memberikan makan kepada binatang buas tersebut.

Fitri dan suami meyakini buaya tersebut merupakan Riska. Sebab seingatnya buaya yang menerkam keduanya memiliki taring panjang seukuran jari telunjuk orang dewasa dan bercak kuning di bawah moncong.

“Harus tanggung jawab dia (Ambo). Jangan sampai ada korban lain. Sebelum membuat konten dia kan sudah buat pernyataan. Apabila ada korban maka siap bertanggung jawab. Sekarang kami mau itu dilakukan,” harapnya. (*)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version