KNKT Bantah Rekaman CVR Lion Air JT-610 yang Bocor di Media

Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air PK-LQP yang ditemukan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada I di KRI Spica-934, di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (14/1). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut pemberitaan soal bocoran rekaman Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 yang beredar di media tak sesuai dengan rekaman CVR yang sesungguhnya.

“Isi rekaman tak sama dengan apa yang beredar di media,” tulis Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/3).

“Sehingga menurut KNKT isi berita itu opini seseorang atau beberapa orang yang kemudian dibuat seolah-olah seperti isi CVR,” ucap dia.

Sebelumnya, Reuters memberitakan pengakuan tiga orang sumber anonim yang mengetahui isi rekaman CVR pesawat yang jatuh di Karawang, Jawa Barat, itu. Meskipun, Reuters sendiri tidak memiliki rekaman maupun transkrip dari isi CVR tersebut.

Salah satu bagian yang diceritakan para sumber itu adalah terkait situasi kokpit jelang insiden. Pilot Bhavye Suneja disebut menyerahkan kendali pesawat kepada co-pilot Harvino saat penerbangan kondisi stall tak juga bisa diatasi.

Pilot saat itu mencari panduan dalam buku manual soal situasi yang dihadapinya. Namun, Bhave tak menemukan jawabannya. Kondisi yang makin parah kemudian tak bisa dikendalikan oleh kopilot dan kecelakaan pun terjadi.

KNKT menambahkan bahwa rekaman CVR pesawat tersebut hanya memuat penerbangan Lion air JT-610. Penerbangan sebelumnya, JT-043 dengan rute Denpasar Jakarta sudah tak ada dalam CVR.

“Penerbangan JT043 sudah terhapus (overwritten) sehingga sudah tidak ada di CVR,” ucap Soerjanto.

Soal kelanjutan investigasi kecelakaan Lion Air itu, KNKT telah melakukan kunjungan ke Boeing. Tujuannya, melakukan rekonstruksi penerbangan JT-610 menggunakan engineering simulator dan berdiskusi terkait Boeing 737-8 Max, jenis pesawat yang digunakan dalam penerbangan JT-610 itu.

“KNKT juga sudah berdiskusi dengan Boeing dan FAA terkait sistem MCAS (Manuvering Characteristic Augmentation System) dan approval yang diberikan oleh FAA (Federal Aviation Administration),” kata dia.

“Terkait hasil investigasi ini akan disampaikan oleh KNKT pada final report yang dijadwalkan akan dipublikasikan pada bulan Agustus atau September 2019,” kata Soerjanto.

KNKT, lanjutnya, juga sudah menawarkan kerjasama investigasi dengan otoritas di Ethiopia terkait kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET-302 yang memiliki kesamaan jenis pesawat dengan Lion Air JT-610.

“Kami tak dapat memberikan komentar tentang ada atau tidaknya kemiripan kecelakaan ET302 dengan JT610,” ucap Soerjanto, sambil menambahkan bahwa insiden pesawat Ethiopia itu bisa melengkapi data kecelakaan Lion Air. (cnn)

Print Friendly, PDF & Email

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version