bontangpost.id – Komisi III DPRD Bontang menyebut kecil kemungkinan Waduk Kanaan bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk masyarakat. Pasalnya, kualitas air di waduk yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Kanaan, Bontang Barat itu dinilai jauh dari kata laik.
Kesimpulan ini diambil usai Komisi III menggelar kunjungan lapangan di Waduk Kanaan, Senin (24/5/2021) pagi. Kunjungan dipimpin Ketua Komisi III Amir Tosina. Diikuti anggotanya; Astuti, Agus Suhadi, Faisal, Abdul Samad, dan Abdul Malik. Serta dinas terkait, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota (PUPRK) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang.
Dalam paparannya, Amir Tosina bilang dalam penanganan potensi krisis air Bontang, ada beberapa opsi disarankan Bapelitbang Kaltim. Selain memanfaatkan air di void tambang PT Indominco Mandiri (IMM) dan Waduk Marangkayu, juga Waduk Kanaan.
Namun dari hasil peninjauan, kecil kemungkinan Waduk Kanaan bisa dimanfaatkan jadi air baku warga. Pasalnya, selain kuantitasnya tak seberapa, kualitasnya pun disangsikan.
Air di Waduk Kanaan secara visual bewarna kecoklatan. Waduk itu juga dekat peternakan warga. Disinyalir banyak kotoran binatang yang dilarikan ke waduk itu. Pun waduk berdekatan dekat pemakaman. Jaraknya sekitar 50 meter. Letaknya pas di kanan belakang pemakanan itu.
“Ini kita bisa lihat sama-sama, sangat tidak memungkinkan,” kata Amir disela-sela kunjungannya.
Baca juga; Air Eks Lubang Tambang Disebut Laik Konsumsi
Anggota Komisi III Astuti menambahkan, pihaknya sudah melakukan kunjungan ke seluruh opsi yang ditawarkan Bapelitbang. Dari keseluruhan, kata dia, hanya air di void tambang IMM lah yang menjadi jalan keluar atas persoalan krisis air yang mengintai Bontang. Karena airnya sudah tersedia. Tinggal disedot dan dialirkan ke PDAM. Lantas dilanjutkan ke masyarakat.
“Kami (Komisi III) sepakat, satu-satunya yang bisa dimanfaatkan, void tambang. Informasi dari IMM, sudah rapat dengan pemerintah. Lakukan percepatan biar ini bisa dimanfaatkan,” urainya.
Sementara, Penilaian DPRD berbeda dengan Kepala PUPR Bontang Tavip Nugroho. Dia menyebut air itu sejatinya bisa digunakan. Kendati air terlihat kecoklatan. Namun yang menjadi soal, menghilangkan citra waduk itu. Sebab di sekitarnya banyak peternakan dan dekat pemakaman. Air dianggap kotor dan tak laik konsumsi. Padahal, air bisa diolah selama teknologi ada.
“Air sekotor apapun bisa diolah. Kan ini soal teknologi saja. Air di ciliwung aja bisa dikonsumsi, apalagi kalau cuma air di Waduk Kanaan gini,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: