bontangpost.id – Beberapa sepeda lipat terparkir rapi sebuah kedai kopi bilangan Jalan DI Panjaitan, Bontang Baru, Bontang Utara, Ahad (4/9/2020) sore. Hari makin gelap ketika papan nama kedai itu mulai berpendar: Koma, yang diikuti simbol Koma (,) dalam tanda baca.
Koma Indonesia adalah pendatang baru dalam bisnis minuman berbasis kopi di Bontang. Yang belakangan tengah marak dan digandrungi semua kalangan. Khususnya anak muda.
Adapun Koma merupakan merek franchise yang berasal dari Samarinda. Sementara Koma chapter Bontang sendiri dibawa oleh empat anak muda. Yakni Mauliditya, Musfianur, Evan, dan Desta.
Mauliditya selaku owner Koma Bontang mengatakan, pada prinsipnya Koma dibuka seiring masifnya geliat bisnis kopi di Bontang. Mereka ingin menjadi alternatif baru diantara banyak kedai kopi lain yang hadi di Kota Taman.
“Koma Bontang ini uda cabang ke-3. Setelah Samarinda dan Tenggarong,” ujar perempuan berhijab ini.
Dikatakan, bila Koma menawarkan beragam pilihan minuman. Bukan cuma minuman berbasis kopi, pun minuman non-kopi dan aneka makanan ringan. Total, Koma menawarkan hingga 49 variasi minuman yang berbeda. Yang dibarengi tawaran 8 jenis makanan ringan.
Hal yang menarik dari Koma, karena rata-rata harga minuman masing sangat terjangkau. Bahkan untuk miniman sekelas atau sejenisnya, terbilang miring. Mulai Rp 8 ribu hingga Rp 20 ribu.
“Kami berusaha supaya minuman di Koma ini kompetitif, tapi dari sisi rasa juga enggak kalah dengan kedai kopi lain,” ujarnya.
Ditambahkan Musfianur, yang juga Co-Owner Koma, bila dilihat dari segmentasi pasar, Koma memang menyasar anak-anak muda rentang usia 15-25 tahun. Namun karena varian menu ditawarkan sangat luas, maka tidak menutup kemungkinan mereka yang berusia diatas itu tetap bisa menikmati setiap sajian minuman yang diracik barista Koma.
“Kami akan berusaha menghadirkan minuman enak tapi sesuai budget. Itu misi Koma,” bebernya.
Adapun, dari serangkaian menu ditawarkan, signature atau menu identitas Koma ialah coffee cream untuk jenis minuman kopi. Dan Choco Awan untuk non-kopi. Nah, untuk identifikasi rasa coffee cream, ini adalah perpaduan kopi, susu, dan krim. Yang membedakan minuman ini dengan kopi susu lain, lantaran kopi diolah menggunakan moka pot. Bukan mesin esspresso atau rok presso seperti umumnya kedai lain.
“Rasanya enggak pahit. Tapi body (ketebalan) kopi lebih terasa. Yang dominan disini rasa creamy-nya itu,” ungkap Musfianur.
Sementara untuk Choco Awan, seperti namanya, minuman coklat. Namun di Koma, menu ini diracik agar minuman tidak mudah ‘enek’ ketika sampai di lidah. Pun dibuat tidak terlampau manis. Pas untuk teman santai dan ngobrol.
“Manisnya pas. Coklatnya enggak lengket di langit-langit mulut. Dan bagian atas minuman kami bubuhkan cream chesee. Enak sih,” ujar Mauliditya.
Selain tawaran menu, Koma juga menawarkan berbagai fasilitas ketika konsumen menikmati di tempat. Ada dua ruang disediakan, indoor dengan pendingin udara penuh (Full ac). Outdoor bagi mereka yang ingin merokok atau vaping. Juga dilengkapi fasilitas jaringan nirkabel (WiFi) kencang.
Tampilan kedai Koma cukup minimalis. Dengan dominasi cat putih dan biru yang memang menjadi indentitas kedai ini. Tapi jangan salah, Koma didesain minimalis tapi instagramable. Tepat di ruang outdoor disediakan spot foto. Begitu pun di dalam.
Bagi Anda yang tertarik untuk ke Koma. Kedai kopi ini berada tepat di pinggir Jalan DI Pandjaitan. Jam operasional, Senin-Jumat pukul 10.00 Wita hingga 22.00 Wita. Akhir pekan, Sabtu-Minggu pukul 10.00 Wita hingga 23.00 Wita. Jangan lupa mampir ke Koma. Karena hidup enggak sebatas titik!
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post