MENINGGALNYA Adam Sudiro (12), warga Jalan Lele Kelurahan Tanjung Laut Indah itu memang di luar dugaan. Begitupun para teman-temannya yang tak menyangka bahwa Adam akan pergi secepat itu.
Di rumah duka korban, tampak teman-teman korban setia menunggu korban hingga dikebumikan. Mereka yang rata-rata anak lelaki tersebut tampak rapi dengan pakaian koko dan juga batik.
Anak bertubuh gempal yakni Safar yang merupakan teman sekelasnya menceritakan kronologis kejadian tenggelamnya Adam versi mereka. Dikatakan bahwa Adam nekat ke tengah laut karena hendak mengambil bola milik anak dari wali kelasnya, yakni AL.
Jadi, lanjut dia, saat bermain air di bibir pantai, M Ikhsan melemparkan bola tersebut ke laut. Karena bola itu milik AL, maka teman Safar pun yakni Randy berusaha mengambilnya tetapi tidak sampai. Hingga akhirnya penyelamatan bola dilakukan oleh Abdurrahman dan Veri. Namun keduanya menyadari bahwa kedalaman air laut cukup tinggi, sehingga mereka hendak kembali ke pantai. “Nah pas mau balik, mereka malah ditarik sama Adam, sudah tahu dalam Adam malah ke situ, padahal Adam tidak tahu berenang (tidak bisa berenang,Red.),” terang Safar.
Saat itulah proses tenggelam bermula. Adam yang kesusahan berenang di dalam air kemudian menarik Abdurrahman sehingga sempat tenggelam hingga pingsan. Abdurrahman selamat, Adam justru semakin hilang dari pandangan.
Sebelumnya, malam sebelum mereka berangkat ke Beras Basah, mereka pun merasakan keanehan dari sikap Adam. Disebutkan bahwa saat itu Adam terlihat senang sekali dan selalu tertawa. “Dia selalu bilang, ga sabarnya aku pergi (ke Beras Basah, Red.). Tapi pas sampai di sana dia cuma diam-diam saja, ke tenda abis itu langsung berenang,” bebernya.
“Adam juga biasanya sekke (pelit, Red.) tetapi kemarin dia mau bagi-bagi sama kita,” timpal teman lainnya.
Katanya, Adam baru pertama kali ini diperbolehkan ke Pulau Beras Basah oleh orang tuanya secara bebas. Sebelumnya pernah kesana, tetapi banyak larangannya. Adam sendiri terkenal anak yang baik di sekolahnya dan bukan terbilang anak nakal. “Dia juga SMP maunya ke pesantren, karena bapaknya orang majelis gitu, Adam juga aktif di Irma (Ikatan Remaja Masjid, Red.),” ujarnya.
Saat semua sudah naik dari air, dirinya baru menyadari bahwa Adam Sudiro belum ada bersama mereka.
Sedangkan M Ikhsan berbeda lokasi tenggelamnya dengan Adam. Dikatakan safar, kalau Ikhsan itu mau menyelamatkan anaknya pak guru wali kelasnya, yakni AL yang nyaris tenggelam. AL merupakan anak AM yang masih duduk di kelas III SDN 009 Bontang Selatan. Tetapi, lanjutnya, AL cukup pintar karena dia membiarkan dirinya mengapung di atas air. Sementara Ikhsan yang justru tenggelam karena Ikhsan pun tidak pandai berenang. “Ikhsan itu lokasinya dekat batu pemecah ombak, kalau Adam Sudiro di dekat ujung dermaga,” ungkapnya.
Teman Adam yang lain, yakni Ali Adam mengatakan, sebelum Adam berangkat ke Pulau Beras Basah, dirinya memberikan nasi kotak untuk bekal Adam. Tetapi memang dirinya merasa akhir-akhir ini sikap Adam cukup berbeda. Yang dirasanya bahwa Adam jauh lebih ceria, sedikit-sedikit tertawa. “Dia lebih ceria, karena biasanya tidak seceria itu, pokoknya akhir-akhir ini ada yang beda-lah dari Adam,” tukas teman rumah Adam.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: