SAMARINDA-Asap hitam membubung. Mengepul ke udara. Di jalanan, truk pemadam kebakaran memecah lalu lintas sore di Samarinda, Rabu (11/3/2020), sekitar pukul 17.00 Wita. Di gang sempit, si jago merah benar-benar membuat warga panik. Pekikan kebakaran tak henti-hentinya bersahutan.
Tak mudah bagi petugas pemadam untuk bisa lebih dekat menjangkau titik api. Pasalnya, pada jam tersebut, lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi cukup padat. Pengendara yang sekadar ingin merekam dari jauh menghambat usaha cepat petugas pemadam kebakaran.
Menepikan kendaraan selanjutnya mengarahkan handphone (HP) ke kepulan asap tersebut. Dari kejauhan, sirene truk pemadam kebakaran langsung memangkas jalur, melawan arah. Sementara warga sekitar ada yang memblokade jalan, mengalihkan kendaraan untuk menggunakan satu jalur. Jalan yang mengarah ke Jembatan Mahakam dijadikan dua jalur.
“Air, air. Selang jangan tertumpuk,” teriak warga.
Di tengah petugas sedang berusaha secepat mungkin, sebagian warga yang tinggal di kawasan tersebut menyelamatkan barang seadanya. Selang petugas pemadam kebakaran pun harus saling menyambung. Pasalnya, akses ke titik api tak mungkin dilewati truk para penjinak si jago merah. Jalannya hanya selebar 2 meter. Sementara rumah di daerah tersebut hampir keseluruhannya bermaterial kayu.
“Mundur, kalau enggak ada kepentingan,” teriak seorang relawan pemadam.
Selain itu, bangunan di daerah tersebut berimpitan. Jadi, api mudah menjalar ke bangunan lain. Di tambah sore itu angin berembus cukup kencang. Api yang berawal dari salah satu rumah berwarna hijau sebelah kanan saat masuk Gang 5, dengan cepat menyebar ke bangunan sekitarnya. Bahkan, amukan si jago merah menyeberang ke bangunan yang berada di sisi lain sumber api.
Sejumlah warga yang terkejut langsung berhamburan keluar rumah, membawa barang berharganya. Asap yang pekat juga membuat beberapa warga sempat mengalami sesak napas. Bahkan tak sedikit diberi pertolongan petugas medis Palang Merah Indonesia (PMI) yang siaga di lokasi kebakaran.
Muhammad Maulana, yang sore kemarin baru saja menyantap makanan bersama rekan-rekannya dibuat terlonjak.
“Baru satu suap, Mas, terus orang teriak ada asap,” katanya.
Rasa penasaran membuat langkah kakinya cepat menuju sumber asap pekat. Saat tiba, api telah membesar.
“Sudah pada teriak dan lari bawa barang semua. Bahkan ada suara ledakan,” ucapnya.
Pria 25 tahun itu mengungkapkan, ledakan bersumber dari miniature circuit breaker (MCB) yang masih teraliri listrik. Aliran listrik juga membuat api lebih cepat menyebar.
“Api menyeberang ke rumah lain itu lewat kabel listrik. Rumah teman saya kena setelah api lewat kabel listrik,” jelasnya sambil menunjuk kabel listrik yang tengah terbakar.
Akibat musibah kebakaran tersebut, berdasar data yang dihimpun, 14 bangunan terdiri atas 12 rumah tunggal serta dua rumah bangsal terdiri dari sembilan pintu, dengan jumlah 100 jiwa dari 25 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal.
Para penakluk api yang datang juga sempat kesusahan menjinakkan jago merah. Bahkan sejumlah petugas yang memadamkan ditemani api yang tengah membesar di sisi kanan dan kirinya.
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda Makmur Santoso mengatakan, akses jalan menjadi penyebab petugas mengalami kesulitan dalam pemadaman.
“Bangunan juga dari kayu, jadi cepat meluas,” ucapnya.
Bukan hanya gang sempit yang menjadi kendala, warga yang berbondong-bondong mencoba mengabadikan musibah itu menghalangi petugas.
Kapolsek Sungai Kunjang Kompol I Ketut Gede Suardana mengatakan, pihaknya masih mendata dan meminta keterangan saksi-saksi. Adapun penyebab pasti dari kebakaran tersebut, belum bisa dipastikan.
“Kami masih mengumpulkan data, berapa bangunan, kerugian materiil, dan asal mula api,” pungkasnya.
Memori 2016 itu nyaris terulang kemarin. Pada bulan yang sama, Maret, ratusan rumah terbakar di Jalan Slamet Riyadi, Gang 6, Kelurahan Karang Asam Ilir, Sungai Kunjang. Kejadiannya menjelang tengah malam. Ribuan jiwa terpaksa mengungsi. (dra/*/dad/rom/k16/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post