JAKARTA – Momentum Idul Fitri diyakini membawa dampak positif bagi perekonomian dalam negeri. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, hal itu disebabkan karena adanya perputaran uang yang cukup besar selama periode lebaran.
“Dari sisi perputaran uang, masyarakat pasti akan membelanjakan terutama untuk periode satu minggu ini, (jumlahnya) cukup besar,” ujarnya saat open house di rumah dinas di komplek Widya Chandra, Jakarta, (25/6).
Ani, begitu dia akrab disapa, menuturkan, aktifitas perputaran uang yang besar dan terkonsentrasi di Jakarta, akan tersalurkan dalam jumlah besar ke daerah-daerah selama libur Lebaran. Adapun wilayah yang paling banyak diuntungkan yakni Pulau Jawa.
“Sebetulnya mayoritas yang lebih diuntungkan di Pulau Jawa. Untuk beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY. Keuntungan paling banyak ada di bisnis hotel, tempat makan dan tempat wisata,” urainya.
Dia juga menyinggung perputaran ekonomi yang kini tidak lagi terpusat di Jakarta. Pemerintah, lanjutnya, juga mendorong agar terjadi desentralisasi di wilayah Indonesia agar ekonomi di daerah juga dapat bergeliat.
Dari pengamatan yang dilakukannya pada periode lebaran dalam 10 tahun terakhir, banyak tempat usaha terutama hiburan dan tempat makan yang buka saat libur lebaran, terutama di daerah-daerah.
Menurutnya, hal itu mencerminkan salah satu refleksi yang baik pada perekonomian di daerah yang bergeliat. Sebab, hal itu akan memacu para pemudik lebih banyak membelanjakan uangnya di daerah. Perputaran uang di daerah pun semakin melaju selama libur lebaran.
“Sebetulnya dari desentralisasi sudah menunjukkan banyak pimpinan daerah punya ekonomi daerah yang mesti dikelola. Transfer ke daerah juga sudah sangat besar. Sekarang ini anggaran transfer ke daerah sudah lebih besar dengan anggaran Kementerian/Lembaga,” urainya.
Di tempat yang sama, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A. Chaves mengapresiasi pengelolaan fiskal yang baik yang dilakukan pemerintah Indonesia. Bank Dunia memuji pengelolaan kerangka fiskal Indonesia dengan menyebut ekonomi Indonesia sangat solid.
Hal itu diyakini berkontribusi dalam meningkatkan kredibilitas negara. “Manajemen fiskal di negara ini telah meningkat secara substansial selama tahun lalu, cukup jauh,” tuturnya.
Rodrigo mengatakan bahwa pengelolaan kerangka fiskal oleh pemerintah Indonesia berdampak positif pada posisi peringkat investasi yang diberikan S & P.
“Sebagai menteri keuangan (Sri Mulyani) dan banyak pengamat lainnya mengatakan, defisit anggaran akan tetap di bawah 3 persen, kemungkinan antara 2,5 persen sampai 2,6 persen tahun ini. Jadi, (kerangka) fiskal itu tertata dengan baik dan dikelola dengan baik,” urainya. (dee)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post