BONTANG – Melihat banyaknya tumpukan limbah kepiting dan udang di rumah makan seafood. Mendasari Pupuk Kaltim menggelar Pelatihan Pengembangan Pupuk Kitosan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam skala home industry. Dilaksanakan di Gedung Diklat Pupuk Kaltim, Lantai 3.
Hal ini dijelaskan Manager Corporate Social Responsibility (CSR) Pupuk Kaltim, Dwi Pudyasmoro B pada pembukaan pelatihan, Selasa (5/6). Melibatkan 20 Mitra Binaan Pupuk Kaltim dari wilayah pesisir Malahing dan Selambai.
Ia mengatakan, Pupuk Kaltim telah berkomitmen dalam memberdayakan masyarakat menjadi mandiri. Dalam upaya kemandirian masyarakat, CSR Pupuk Kaltim telah melakukan berbagai pembinaan dalam berbagai sektor usaha. Seperti pertanian, perikanan, perdagangan, industri, jasa, peternakan, perkebunan, hingga berbagai sektor usaha lainnya.
Salah satu sektor usaha yang menjadi perhatian adalah perikanan. Dari usaha tersebut terdapat jumlah limbah kepiting dan udang yang dihasilkan dari berbagai Mitra Binaan Pupuk Kaltim. Jika ditotal dapat mencapai 3 ton 40 kg dalam satu minggu. Semua limbah ini belum bisa dimanfaatkan karena belum ada cara pengolahannya. Umumnya limbah kepiting dan udang.
Rumah makan seafood merupakan rumah makan penyedia makanan khas laut. Kepiting dan udang menjadi jenis makanan paling digemari. Di sisi lain, dampak negatif dari keduanya, ada bagian yang tidak dimakan dan di buang ke lingkungan. Yaitu cangkang kepiting dan kulit udang.
“Atas permasalahan tersebut, Tim Proyek Kendali Mutu (PKM) Cito yang berhasil meraih Gold pada ajang Pupuk Kaltim Innovation Award Tahun 2017. Bermaksud mengembangkan inovasi tersebut dengan menerapkan langsung ke Mitra Binaan Pupuk Kaltim,” ucap Dwi.
Dengan menerapkan teknologi ini, diharapkan semua limbah kepiting dan udang dapat bermanfaat menjadi Pupuk Organik Cair yang memenuhi SNI. Dengan mengolahnya menjadi kitosan menjadi senyawa penting sebagai bahan baku pembuatan pupuk tersebut. Sehingga tidak ada lagi limbah terbuang (zero waste) dan lingkungan menjadi bersih.
Sementara dari aspek ekonomi, Pupuk Organik Cair berbahan baku limbah kepiting dan udang memiliki added value tinggi. Sehingga berpotensi memberikan keuntungan bagi perusahaan. “Diharapkan dengan dilakukannya inovasi ini, selain dapat mengolah limbah kepiting dan udang. Produk pupuk jenis baru ini akan menjadi tambahan pendapatan dengan penjualan langsung, maupun memperkaya produk pupuk eksisting,” harap dia.
Ditambahkan Dwi, Kitosan telah diakui sebagai produk yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pelapis benih, agen pengkhelat, coating pupuk kimia, plant growth promoter, dan lain sebagainya. Kitosan dilaporkan memiliki berbagai fungsi biologis seperti anti-mikrob yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa pathogen.
Pada kesempatan itu Kabid Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop-UKMP), Yusran memberikan apresiasi kepada Pupuk Kaltim atas peran sertanya dalam hal pengembangan ekonomi kreatif masyarakat.
Diharapkan pengolahan limbah tidak hanya dapat diolah dalam bentuk pupuk organik tapi juga bentuk lainnya. Mengingat limbah basah dari ayam, daging sapi, dan ikan per harinya cukup banyak di pasar.
“Ke depan melalui inovasi tersebut tidak hanya mengolah limbah kepiting dan udang saja, namun mengembangkan limbah produk basah lainnya,” harap Yusran.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3), Syamsu Wardi mendukung penuh kegiatan ini. Di mana limbah-limbah yang sudah tidak bermanfaat dapat berdaya guna. Bermuara pula pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Dengan kegiatan ini dapat menciptakan produk olahan baru. Berbasis masyarakat kecil yang memanfaatkan limbah untuk diolah menjadi pupuk organik cair. “Bernilai jual, pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan,” tutur dia, mengingat selama ini belum ada pelatihan limbah di Kota Taman. (ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post