BONTANG – Kebakaran yang melanda gedung Madrasah Aliyah Darul Dakwah wal Irsyad (MA DDI) beserta 14 rumah lainnya yang berlokasi di Jalan Pengeran Antasari, Gang Carita 1, RT 11, Kelurahan Berbas Pantai, Selasa (26/12) dini hari kemarin menimbulkan duka mendalam bagi Pengurus Yayasan, Kepala Madrasah, beserta guru-guru yang mengajar di sana.
Seluruh bangunan MA DDI mulai dari tiga ruang kelas, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang UKS, ruang koperasi sekolah, ruang perpustakaan hangus dilahap Si Jago Merah, hingga bagian dalam Sekretariat Ikatan Guru Indonesia (IGI) Bontang. Yang tak kalah pentingnya, seluruh dokumen fisik madrasah maupun dokumen yang ada di komputer madrasah pun juga ludes tak tersisa. Sehingga untuk memulai aktivitas pembelajaran lagi nantinya, mereka harus memulainya dari nol kembali.
“Seragam bantuan dari Pemkot yang belum terdistribusi juga sudah terbakar semua. Termasuk beberapa rapor siswa dan beberapa ijazah alumni yang belum diambil juga tak tersisa lagi,” ujar Jamaluddin, Kepala Madrasah MA DDI kepada Bontang Post di kediamannya.
Selain itu, beberapa tugas yang belum ditunaikan MA DDI terpaksa juga akan semakin menyulitkan pihaknya. Seperti mengirim laporan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ke Kemenag maupun laporan Bantuan Operasional Daerah (Bosda) ke provinsi. Beruntung kata Jamal –panggilan akrabnya–, MA DDI telah menyelesaikan proses akreditasi pada November lalu. Apabila belum terselesaikan kata dia, tentu akan semakin menyulitkan proses akreditasi madrasah karena tak ada satupun bukti fisik yang tersisa.
Jamal mengaku, hingga kini belum melakukan koordinasi dengan pihak terkait perihal langkah teknis pembelajaran di MA DDI nantinya. Namun dia memperkirakan, solusi awal yakni bergabung dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI) DDI. “Mungkin nanti MI masuk pagi, siangnya gantian siswa MA,” sebut pria yang juga Ketua IGI Bontang itu.
Atas kejadian ini, Jamal pun mengaku sabar dan menerima atas musibah ini. Dirinya berharap, berbagai bantuan dari Pemkot Bontang dan pihak lainnya bisa secepatnya diberikan agar menyelamatkan anak-anak Bontang yang sedang menimba ilmu di MA DDI.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi Pendidikan Islam Kemenag Bontang Tasnim Muin mengatakan, untuk saat ini pihaknya menyarankan Kepala MA DDI untuk membuka rekening khusus peduli madrasah. Nantinya rekening itu akan disampaikan ke Kemenag untuk selanjutnya disebarkan ke seluruh Kaltim agar dapat turut berperan serta meringankan proses rehabilitasi gedung yang terbakar. Selain itu, kebakaran ini pun juga telah dilaporkan olehnya ke Kanwil Kemenag Kaltim dan selanjutnya akan dibuatkan laporan kejadian dan proposal untuk bantuan pembangunan gedung madrasah.
“Besok (hari ini, Red.) Kemenag akan mengajak madrasah dan Pengurus DDI untuk rapat guna membahas langkah selanjutnya yang harus diambil,” tukasnya.
Sebagai informasi, bangunan MA DDI tersebut sudah didirikan sejak tahun 1986 silam. Awalnya, bangunan dari kayu tersebut dipakai untuk aktivitas belajar mengajar Madrasah Ibtidaiyah DDI. Namun karena seiring berjalannya waktu MI DDI memiliki gedung baru yang tepat berlokasi di depan MA DDI saat ini, sehingga bangunan tersebut pun sempat kosong. Barulah di 2013 lalu, bangunan tersebut ditempati oleh MA DDI dan kini jumlah muridnya sebanyak 45 anak. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: