bontangpost.id – Curah hujan tinggi membuat sejumlah wilayah di Kota Taman tergenang air luapan sungai, Kamis (3/11). Penanganan banjir ini dibutuhkan segera untuk mampu mengurai permasalahan ini. Sayangnya progres penyusunan masterplan penanggulangan banjir masih berada di angka 80 persen.
Kabid Sanitasi Air Minum dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Edi Suprapto mengatakan angka ini didapatkan dua pekan lalu. Ia pun belum bisa memaparkan kekurangan kajian dalam aspek apa. “Ini mendekati finishing,” kata Edi.
Pun demikian dengan kapan penyusunan kajian itu rampung. Namun ia memastikan penyelesaian sebelum kontrak berakhir yakni Desember mendatang. Langkah yang terus dilakukan Dinas PUPRK ialah melakukan normalisasi sungai dan parit. Menggunakan alat berat yang dimiliki maupun dipinjam.
Hal ini dilakukan untuk memperlancar arus air di saluran parit besar maupun daerah aliran sungai. Akibat terhalang oleh sedimen pasir dan lumpur yang terbawa akibat kiriman dari hulu. “Normalisasi terus dilakukan hingga Desember,” ucapnya.
Sementara Ketua Komisi III DPRD Amir Tosina mendesak kepada Dinas PUPRK agar segera menyelesaikan masterplan penanganan banjir. Paling lambat akhir bulan ini sudah harus jadi. Politikus Partai Gerindra ini tidak ingin tertunda lebih lama.
“Tidak ada alasan akhir bulan ini harus selesai. Karena penanganan banjir itu menjadi fokus,” tutur dia.
Selain itu, diharapkan agar rampungnya masterplan lebih cepat bisa memasukkan hasil kajian dalam batang tubuh APBD 2023. Mengingat penetapan anggaran dilakukan akhir bulan ini. Jika melewati secara otomatis kegiatan penanganan yang membutuhkan anggaran besar baru bisa masuk di APBD Perubahan tahun depan.
“Saya tidak mau sampai baru masuk di APBD Perubahan 2023. Kalau bisa kegiatan sudah harus mulai pada APBD murni,” terangnya.
Ketua RT 8 Harnu menjelaskan air sungai mulai meluap di Jalan Jetski sekira 03.00 Wita. Puncak derasnya laju air ialah sejam berselang. Ketinggian air di wilayah tersebut mencapai bawah lutut orang dewasa atau 30 sentimeter. Selain lokasi itu, luapan sungai juga menyasar Jalan Selancar.
“Tetapi untuk ini tidak terlalu besar. Tidak seperti pada September lalu. Warga pun tidak ada yang mengungsi,” terangnya.
Di dekat rumahnya pun sedimen material masih menggunung di belakang PT BPR Dhanarta Dwiprima. Ia meminta kepada pihak terkait untuk segera menormalisasi sungai. Sehingga volume tamping air pun bisa maksimal. Pada 15.00 Wita, ketinggian air pun mulai surut. (ak) 5
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: