Setiap masjid pasti mempunyai manajemen sendiri dalam mengelola jemaah. Namun tak semua manajemen masjid berorientasi kepada pelayanan jemaah. Untuk itu, perlunya persamaan persepsi kepada setiap takmir yang ada di Bontang sehingga tidak memandang masjid hanya tempat ibadah saja, tetapi juga bisa menjadi pusat kegiatan umat
ATAS dasar itulah, Yayasan dan Takmir Masjid Fathul Khoir Perumahan Bukit Sekatup Damai (BSD) Kelurahan Gunung Elai menggelar workshop manajemen masjid, Minggu (8/4). Bertempat di Masjid Fathul Khoir, workshop yang diikuti 34 perwakilan takmir masjid se-Bontang serta beberapa jemaah Fathul Khoir itu mengangkat tema “Mengembalikan Fungsi Masjid sebagai Pusat Kegiatan Umat”.
Dalam workshop ini, menghadirkan dua narasumber nasional yang ahli dalam bidangnya, yakni Ustaz Ahmad Yani sebagai Ketua Departemen Dakwah Ukhuwah dan Sumberdaya Keumatan Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) dan Ustaz Muhammad Jazir ASP sebagai Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Selain itu, juga turut hadir Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni.
“Alasan dipilihnya Masjid Jogokariyan, karena saat ini Jogokariyan menjadi rujukan tempat pembelajaan pengelolaan manajemen masjid oleh masjid-masjid se-Indonesia,” ujar Ketua Yayasan Fathul Khoir, dr Nurul Fathoni.
Diselenggarakan dari pukul 08.00-16.00 Wita, Nurul Fathoni berharap, lewat workshop ini dapat membuka paradigma dari para takmir masjid di Bontang sehingga terjadi persamaan persepsi dalam pengelolaan manajemen masjid modern, yang berlandaskan pada nilai-nilai masjid pada zaman Rasulullah SAW. Di mana, masjid menjadi jantung pokok kegiatan masyarakat serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Ke depan akan didorong bahwa peran masjid tidak hanya pasif menunggu jemaah datang saja. Tetapi dapat ditingkatkan melalui optimalisasi memakmurkan dan melayani jemaah,” terangnya.
Untuk itu kata dia, perlunya pemetaan kondisi di sekitaran masjid sehingga dapat mengidentifikasi potensi apa saja yang dapat dikembangkan oleh pengurus masjid dalam “menjemput” jemaahnya, untuk bersama-sama meramaikan masjid. Caranya, bisa melalui pengembangan ekonomi, dakwah, hingga pendidikan.
“Khusus di internal kami, setelah workshop ini dari yayasan dan pengurus takmir akan melakukan konsolidasi untuk mengidentifikasi apa-apa saja yang menjadi prioritas jangka pendek dan jangka panjang serta kondisi jemaah di sekitaran Masjid Fathul Khoir,” sebutnya.
Ditambahkan Ketua Takmir Masjid Fathul Khoir, Sugeng Suedi, lewat workshop ini diharapkan pula, Masjid Fathul Khoir ke depan bisa menjadi pusat pengembangan dan pembelajaran bagi masjid-masjid yang lain yang ada di Bontang. Untuk itu, sebagai sarana saling mengisi dan mengontrol satu sama lain antara takmir dan pengurus masjid yang mengikuti workshop, follow up nya akan dibuatkan grup WhatsApp khusus.
“Intinya, meskipun karakteristik dan kultur di setiap masjid berbeda pengembanganya, namun kami harapkan tetap persepsi dan tujuannya tetap sama,” tukasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: