Menjadi salah satu pelopor berdirinya kuda lumping dan kesenian reog di Bontang, menjadikan Sumaji diganjar penghargaan Ikapakarti Bontang. Ia dinilai telah melestarikan budaya Jawa
Bambang, Bontang
Kuda lumping “Cahyo Manggolo” di Bontang sudah didirikan Mbah Maji (panggilan akrab Sumaji) sejak tahun 1982 lalu. Meski bukan yang pertama, namun kesenian kuda lumpingnya itu mampu menjadi pelopor berdirinya kuda lumping-kuda lumping lainnya di Bontang. Tak cukup sampai di situ, di tahun 1998 pun Mbah Maji kembali mendirikan kesenian reog yang diberi nama “Singo Budoyo”. Kesenian asal Ponorogo Jawa Timur itu didirikan dengan alasan agar orang Bontang tak perlu lagi menyewa kesenian reog dari luar kota.
“Dulu Bontang belum punya reog. Sempat PKT saat itu punya acara dan dia nanggap dari jawa. Akhirnya saya mikir, daripada orang Bontang susah-susah mendatangkan dari luar daerah, mending kami dirikan saja di Bontang,” ujarnya kepada Bontang Post.
Di tahun 1999 saat Bontang masih berstatus Kota Administratib, kesenian kuda lumping dan reog milik Mbah Maji pun diakui resmi oleh pemerintah Bontang. Saat itu, Wali Kota Administratif nya masih dijabat oleh Drs Fachmurniddin.
“Sertifikatnya diantar langsung sama pak Fachmurniddin ke rumah saya saat itu. Beliau jalan kaki dari kantor Wali Kota lama ke rumah saya,” kenang pria kelahiran Pacitan, 15 September 1953 itu.
Baginya, motivasi mendirikan kesenian kuda lumping dan reog didasari karena ingin melestarikan budaya dan kesenian jawa di Bontang agar tetap hidup. Selain itu, juga sekaligus bersilaturahmi dan saling merukunkan orang jawa di perantauan.
Ditanya suka duka, Mbah Maji berujar, sukanya yakni kesenian miliknya bisa ditanggap oleh masyarakat Bontang. Dengan begitu, secara otomatis kesenian jawa bisa sekaligus terpublikasikan di Bontang. Namun dukanya, dia dan tim kurang mendapat perhatian dari pemerintah lantaran tidak pernah diberi bantuan dana. Bahkan ketika tampil, pria yang termasuk salah satu pendiri Ikapakarti di Bontang itu, juga kerap mengeluarkan dana pribadi.
“Namun karena senang dan bangga dengan budaya jawa, sekalipun harus keluar dana sendiri tak terlalu menjadi masalah,” kata kakek satu cucu itu.
Kini selain kuda lumping dan reog, Mbah Maji juga memiliki kesenian gamelan dan wayang kulit. Gamelannya pun lengkap, ada gamelan untuk wayang kulit, gamelan kuda lumping, maupun gamelan reog. Beberapa anak sekolah pun juga pernah berlatih gamelan di rumahnya.
“Namun biasanya latihannya kalau mau ada event-event di sekolahnya saja. Kalau yang latihan rutin tidak ada. Namun sebenarnya kami tetap terbuka bagi siapa saja yang mau belajar di sini. Tidak dipungut biaya alias gratis,” tukasnya. (***)
Tentang Sumaji
Nama : Aji Sumaji
TTL : Pacitan, 15 September 1953
Alamat : Jl P Suryanata (Ex Sendawar) RT 19 nomor 3, Bontang Baru
Istri : Sujina
Anak :
- Esti Dwi Pratiwi
- Muh Safritri Putra
Cucu :
- Eko Satrio Wibowo
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: