Ingin Kegiatan Badak LNG Masuk ke Hilir
BONTANG – Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni menghadiri pasokan gas baru dari Lapangan Jangkrik. Produksi gas tersebut masuk sejak 29 Mei 2017 yang dikelola oleh ENI Muara Bakau BV. Neni pun berharap, produksi gas semakin bertambah, serta mengharapkan kegiatan Badak LNG masuk kegiatan hilir.
Dalam sambutannya, Neni mengatakan, bahwa ini merupakan tonggak sejarah seperti saat pertama kali PT Badak NGL mengirimkan gasnya. “Saya berharap, mudah-mudahan dengan produksi gas ENI ini, tren yang ada di Badak LNG bisa berkelanjutan,” jelas Neni, Kamis (22/6) kemarin.
Menurutnya, pengapalan pertama ini merupakan semangat baru dan harapan baru setelah sebelumnya pihaknya dibuat cemas. Mengingat kontrak Badak LNG dengan Total Indonesia akan berakhir di Desember 2017 ini. Namun, Neni mengucapkan syukur ketika doa masyarakat Bontang dan bangsa Indonesia dikabulkan.
“Alhamdulillah, ternyata dari Lapangan Jangkrik, ENI dapat produksi gas 100 mmscfd, bahkan nanti bisa mencapai 400 mmscfd, sehingga Bontang tidak menjadi kota mati,” ujarnya.
Bayangkan, lanjut dia, jika Bontang menjadi kota mati karena tidak ada lagi gas. Hal itu tentu membuatnya khawatir dan takut. Namun, kini Neni bisa bernafas lega karena ada tambahan gas baru. “Saya berterima kasih kepada ENI. Mudah-mudahan produksi ini terus meningkat dan bisa menambah pundi-pundi untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya untuk Bontang,” ungkapnya.
Neni bahkan meminta langsung kepada President Director dan CEO PT Badak NGL Salis S. Aprilian ketika sampai di Pertamina pusat, agar kegiatan Badak LNG ini menjadi kegiatan hilir dan bukan kegiatan hulu. Sehingga, pajaknya bisa masuk ke Bontang. Karena jika kegiatan hulu pajaknya tentu akan masuk ke pusat, dan Bontang hanya mendapat jatah sedikit saja.
“Semoga diberi keberkahan dan kesuksesan untuk perusahaan dan karyawannya. Mudah-mudahan produksi gasnya terus meningkat,” harap Neni.
Sementara itu, President Director dan CEO PT Badak NGL, Salis S. Aprilian mengatakan, total gas dari Lapangan Jangkrik yang telah diolah menjadi LNG adalah sebesar 2.400 mmscf (juta kaki kubik). Produksi gas bumi dari lapangan yang berlokasi di Blok Muara Bakau, Selat Makassar ini mencapai angka 200 mmscfd dan akan terus naik secara bertahap.
Gas dari lapangan yang dikelola ENI Muara Bakau BV ini, akan melakukan pengapalan LNG pertama menuju pembangkit listrik di Tanjung Benoa, Bali. Pengapan perdana ini pun menggunakan kapal LNG Triputra yang memiliki kapasitas 22.700 m3.
“Dengan adanya pasokan gas baru ini, kilang Badak LNG akan semakin sustain dan PT Badak NGL masih akan terus beroperasi sebagai kilang pengolahan LNG,” ungkap dia.
Dalam rilisnya, bagi PT Badak NGL, pengapalan hari ini merupakan pengapalan ke-9103 sejak pengapalan pertama tahun 1977. PT Badak NGL adalah salah satu pelopor kilang LNG (Liquefied Natural Gas / gas alam cair) yang mendukung bisnis LNG sekaligus memiliki peranan penting dalam menghasilkan devisa bagi Indonesia.
Didirikan pada 26 November 1974, PT Badak NGL memiliki 8 train dengan kapasitas produksi yang mampu mencapai 22,5 juta ton LNG per tahun dan 1,2 juta ton LPG per tahun.
Sepanjang perjalanannya, PT Badak NGL telah membuktikan profesionalismenya sebagai operator kilang LNG yang aman, handal, dan efisien sesuai dengan misi perusahaan untuk memproduksi energi bersih serta mengelola gas alam dengan standar kinerja terbaik, sehingga menghasilkan nilai tambah maksimal bagi pemangku kepentingan.
Beberapa prestasi juga berhasil diraih perusahaan yang telah mengapalkan lebih dari 9000 kargo LNG ini. Diantaranya mampu mencapai lebih dari 88 juta jam kerja aman. Berkat pencapaian ini, PT Badak NGL meraih Penghargaan Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha IV dari Dirjen Migas ESDM serta Penghargaan Kecelakaan Nihil dari Kementerian Ketenagakerjaan RI.
PT Badak NGL juga berkomitmen pada pelestarian lingkungan alam dan pemberdayaan masyarakat sosial. Komitmen ini diwujudkan melalui sejumlah program Community Development, yang kini memiliki 35 kelompok mitra binaan dan tersebar di berbagai bidang seperti konservasi mangrove, budidaya ikan tawar dan ikan air laut, budidaya jamur, pencacahan plastik, UMKM, tata busana, hingga ekowisata dan kampung asimilasi.
Berkat komitmen tersebut, PT Badak NGL menerima sejumlah apresiasi dan penghargaan di tingkat nasional, diantaranya meraih PROPER Emas 6 kali berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI sejak tahun 2011 – 2016, serta meraih nilai tertinggi pada ajang Indonesia Green Company Achievement yang diselenggarakan Majalah SWA dan Yayasan KEHATI tahun 2017.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: