Niat Kerja Bakti, Malah Dilempar Batu

BONTANG – Sebelum pelaksanaan penggusuran pedagang kali lima di Jalan KS Tubun yang dilaksanakan Senin (10/9) lusa, tim gabungan menggelar aksi Jumat Bersih di Jalan KS Tubun dan wilayah sekitar Pasar Rawa Indah. Namun, ketika dekat dengan area pembangunan Pasar Rawa Indah, beberapa warga yang mengklaim sebagai pemilik lahan melakukan pelemparan batu ke arah tim gabungan.

Oknum warga mengaku sebagai pemilik lahan sengketa Pasar Rawa Indah yakni Andi Siraju dan Andi Lilis. Keduanya melarang aksi Jumat bersih yang dilakukan oleh Pemkot Bontang.

Dikatakan Andi Lilis yang merupakan anak dari Andi Siraju, pihaknya masih menuntut hak sebagian area Pasar Rawa Indah yang diklaim sebagai miliknya. Tak hanya itu, mereka juga meminta Pemkot Bontang membayar ganti rugi. Keduanya pun tidak mengizinkan ada tim gabungan melakukan bersih-bersih di area yang diklaim masih milik mereka. Padahal, area tersebut berdasarkan putusan Mahkamah Agung (MA) nomor 2689 K/Pdt/2015 resmi milik Pemkot Bontang.

“Walau sudah ada putusan MA, kami tidak terima. Kami tetap akan ajukan PK, kami tetap menuntut,” kata Andi Lilis dengan nada tinggi.

Karena pedemo bersikeras, area yang diklaim sebagai milik Andi Siraju dan Andi Lilis pun ditinggalkan tim gabungan. Lantas, tim gabungan melanjutkan aksi bersih-bersih pasar di sekitar Jalan KS Tubun.

“Tadi itu (kemarin pagi, Red.) kami mau kerja bakti gabungan dari OPD terkait area lahan itu, ternyata Andi Siraju dan Andi Lilis datang melarang dan langsung marah-marah sambil lempar batu, jadi kami berhenti dan pindah ke lokasi lain,” kata Bhabinkamtibmas Kelurahan Tanjung Laut Indah Bripka Mulyono, kemarin (7/9).

Senada dengannya, Asisten 2 Setda Bontang Zulkifli mengatakan sebenarnya tidak ada pertikaian hanya aksi demo tunggal saja. Mereka merupakan pemilik lahan sebelumnya yang masih merasa keberatan dengan hasil putusan MA. “Tidak ada pertikaian, mereka hanya emosi dan mengusir stakeholder yang hendak kerja bakti, dan kami keluar saja,” ujarnya.

Memang, dijelaskan Zulkifli bahwa agenda kerja bakti Jumat kemarin di area Jalan KS Tubun, utamanya agar masyarakat sekitar ikut terlibat menciptakan kebersihan dan ketertiban di sana. Meskipun batas waktu dari Pemkot Bontang bagi para pedagang nakal di bahu jalan itu sampai Senin depan. Jika memang pedagang masih kukuh dan tidak mengindahkan, maka eksekusi akan dilakukan. “Yang tadi itu demo tunggal saja,” imbuhnya.

Terkait pengajuan  PK oleh mereka, Zulkifli menyebut itu kewenangan mereka. Meskipun pemerintah dituduh menggunakan uang untuk memenangkan gugatan, padahal semua proses hukum dilakukan sesuai aturan. “Kalau memang kami yang kalah ya kami bayar, atau kami PK dulu sampai putusan akhir. Tetapi ini pemerintah yang menang dan mau mengganti kepada siapa?” bebernya.

Diharapkan proses lanjutan pembangunan Pasar Rawa Indah bisa berjalan lancar, mengingat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (Dinas PU-PRK) Bontang sudah meminta pengawalan pihak kepolisian.

Sebagai informasi, proyek tahun jamak Pasar Rawa Indah masih belum bisa terlaksana pembangunan fisiknya. Padahal, kontraktor pemenang yakni PT Sasmito sudah siap bekerja. Namun karena adanya intimidasi dari pihak penggugat sengketa lahan, proyek tersebut molor hingga September 2018 ini. Padahal, lelang dimenangkan kontraktor sejak Februari. Hal tersebut tentu menjadi kendala dalam proses pembangunan Pasar Rawa Indah yang dinanti-nanti oleh masyarakat.

Adapun tim gabungan yang menggelar kerja bakti yakni Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop-UKMP) Bontang, Polres Bontang, Kodim 0908/BTG, Koramil, Den Arhanud Rudal 002/BTG, Polisi Militer, Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang, Satpol PP Bontang, Kecamatan Bontang Selatan, dan Kelurahan Tanjung Laut Indah. (mga)