SANGATTA – Usai mendapat laporan terkait enam pelajar yang terlibat kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (DPPPA) langsung melakukan pendampingan. Tujuannya, agar psikologi anak tidak terganggu. Sebab, anak yang terjerat kasus hukum pada dasarnya akibat masalah di lingkungannya. Baik itu lingkungan keluarga, maupun sekitar rumah dan sekolah.
Kepala DPPPA Aisyah didampingi Kasubid Perlindungan Anak Yurlenah mengatakan, pendampingan bukan hanya dilakukan terhadap anak yang menjadi korban, namun juga bagi yang tersangkut kasus hukum. Sebab, pada dasarnya semua anak perlu mendapat pendampingan agar tidak berdampak pada mentalnya kedepan.
“Anak yang terjerat kasus hukum seperti pencurian di Sangatta ini cukup banyak. Bahkan grafiknya terlihat meningkat. Penyebabnya, diduga karena pola asuh orang tua yang salah. Selain itu, juga karena kurangnya komunikasi orang tua terhadap anak,” ucap Yurlenah bersama konselor Chandra dan Psikolog Rara Amiati saat mendampingi proses pemeriksaan keenam pelaku.
Menurut dia, seorang anak sangat butuh perhatian. Itu bisa ditempuh melalui komunikasi yang aktif dari orang tua ke anak.
“Di Sangatta memang mayoritas orang tua merupakan pekerja tambang atau pedagang dengan jam kerja tinggi. Biasanya sedikit banyak mempengaruhi pola komunikasi dengan sesama anggota keluarga. Karena kalau sudah pulang kerja orang tua capek, hanya langsung tidur atau mungkin nongkrong dengan teman di luar rumah,” ucapnya.
Kondisi sebetulnya bisa saja disiasati dengan memanfaatkan waktu senggang untuk berkomunikasi dengan anak. Misalnya menanyakan keseharian di sekolah terkait pelajaran, olahraga atau nilai. Bahkan orang tua juga bisa menanyakan dan berkenalan dengan teman-teman anak mereka.
“Jika dirasa temannya membawa pengaruh buruk orang tua punya hak untuk melarang namun tentu tanpa paksaan melainkan dengan memberi pengertian lemah dan lembut agar anak tidak berontak,” ucapnya.
Yurlenah menambahkan peran orang tua sangat penting, ada tiga aspek yang harus diperhatikan yakni pengawasan, perhatian dan komunikasi, semua ini harus bersinergi. Orang tua juga harus menjadi teman atau sahabat bagi anaknya.
“Tolong bagi orang tua yang bekerja untuk menanyakan keseharian anak, bercerita di sela-sela istirahat atau saat makan. Jika anak nyaman di rumah tentu mereka akan betah di rumah. Jika diabaikan orang tua, mereka cenderung mencari hiburan di luar rumah yang tanpa pengawasan bisa mengarah ke hal negatif,” singkatnya. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: