bontangpost.id – Pemkot Bontang berencana membangun pasar unggas. Tepatnya di lokasi pasar sementara Rawa Indah. Tapi rencana itu ternyata sedikit berseberangan dengan pendapat anggota DPRD Bontang, Nursalam.
Hal itu diutarakan Nursalam dalam rapat yang mempertemukan anggota gabungan DPRD Bontang, Tim Kota dan Asosiasi Pasar Taman Rawa Indah di sekretariat DPRD Bontang, Senin (31/8). Agenda rapat membahas evaluasi dua bulan Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) beroperasi. Nursalam menyampaikan 3 poin pendapat.
Pertama, tak ada yang memastikan pedagang yang menempati pasar unggas ialah orang lama. Alias pedagang yang sudah terdaftar di UPT Pasar. Dijelaskan, kehadiran pasar unggas akan membuat pasar itu disesaki pedagang baru. Alih-alih rapi, pasar justru terlihat kumuh. Bahkan semrawut. Dia meminta Tim Kota, yang membidangi hal ini, untuk banyak berkaca dari pengalaman di Pasar Seng, Tanjung Limau.
Kedua, keberadaan pasar unggas diproyeksi membuat sepanjang Jalan KS Tubun ikut semrawut. Dibebernya, tidak ada jaminan bila keberadaan pasar unggas bakal membuat jalan jadi lebih enak dipandang mata. Bisa jadi hal kebalikannya terjadi. Adapun pendapat kedua ini berkaitan dengan yang pertama. Penumpukan pedagang baru di pasar unggas bisa membuat mereka luber sampai ke dekat bahu jalan.
Awalnya Pemkot mau merapikan seluruh pedangang unggas yang ada di pinggir jalan. Ini justru membuat jalan makin dipenuhi pedagang baru.
“Siapa bisa jamin tidak ada yang memenuhi pinggir jalan (KS Tubun) . Sepanjang jalan akan ramai itu transaksi jual beli. Selesaikan dulu masalah yang ada saat ini, jangan buka masalah baru,” tegasnya.
Ketiga, bila memang pendirian pasar unggas sangat mendesak. Menurut Nursalam, posisi pasar unggas mestinya tak berdekatan dengan Pasar Tamrin. Sekalian berjauhan, agar tidak terkesan seperti pasar tandingan.
“Sekalian saja dibuat berjauhan. Jangan berdekatan seperti itu,” bebernya.
Pemkot Bontang memang berencana membangun pasar unggas di bekas area pasar sementara Rawa Indah. Langkah ini dinilai mempermudah pedagang. Agar mereka enak berjualan. Seluruh aktivitas pengolahan ayam potong, mulai pemotongan, pencabutan bulu, hingga penjualan bisa dilakukan di satu tempat. Tidak seperti sekarang. Terpisah. Pemotongan dan pencabutan ayam dilakukan di area pasar sementara. Namun penjualan ayam dilakukan di Pasar Tamrin. Agar kebersihan pasar terjaga.
Ini juga merupakan upaya pemerintah membersihkan Jalan KS Tubun. Jadi seluruh pedagang di bahu jalan dan yang berjualan di Pasar Tamrin akan disatukan di pasar unggas. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post