SAMARINDA – Skema besar disiapkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kencana Samarinda untuk mengurai kekurangan air bersih di Kecamatan Sungai Sungai. Perusahaan pelat ini berencana akan membangun koneksitas dari tiga instalasi pengolahan air (IPA) yang ada di sekitar daerah itu.
Direktur Teknik PDAM Tirta Kencana, Ali Rachman menerangkan, ketiga IPA yang disiapkan pihaknya untuk menyalurkan air di daerah Sungai Siring yakni IPA Pampang, IPA Waduk Benanga, dan IPA Sungai Kapih. Koneksitas ketiga IPA itu sekaligus untuk menyuplai air bersih di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda yang juga berada di daerah itu.
“Ada tiga alternatif. Pertama dengan menyuplai air dari IPA di Pampang dengan kapasitas 10 liter per detik. IPA itu tidak hanya melayani kebutuhan air di Pampang, namun juga di luar Pampang sampai Bandara APT Pranoto. Itu tekananannya tiga sampai empat bar, jadi cukuplah,” tutur Ali, Senin (10/9) lalu.
Untuk alternatif lainnya seperti Gunung Lingai dan Sungai Kapih, dia menuturkan, sebenarnya masih ada beberapa kendala. Seperti pemasangan pipa dan booster atau pendorong. Pasalnya, beberapa titik di kawasan Sungai Siring merupakan dataran tinggi. Namun nantinya hal tersebut akan mendapat bantuan dari Pemprov Kaltim.
“Untuk suplai air dari Gunung Lingai, setelah kapasitas listrik naik, debit akan ditambah untuk menyuplai air ke bandara. Sedangkan untuk Sungai Kapih, setelah inteknya selesai maka akan dapat menyuplai air sampai ke Jalan DI Panjaitan dan Pampang,” beber dia.
Kendati demikian, ia berkata, kemungkinan proses tersebut akan memakan waktu yang lama. Namun untuk saat ini suplai air masih dari Pampang.
“Apabila penduduk di Pampang bertambah, maka Pampang akan menyuplai air untuk kawasannya saja. Sehingga, suplai air ke bandara akan bergantung pada alternatif lain. Seperti Gunung Lingai dan Sungai Kapih,” ujarnya.
Di sisi lain, untuk kawasan bandara sebenarnya sudah memiliki IPA tersendiri dengan kapasitas air sekira 10 liter per detik yang bersumber dari sebuah waduk. Nantinya, suplai air yang bersumber dari PDAM menjadi alternatif pertama. Sedangkan air yang bersumber dari waduk sebagai opsi kedua atau cadangan.
“Untuk saat ini air sudah mulai disuplai ke bandara dan pihak bandara juga telah mengajukan administrasi pendaftaran untuk menjadi pelanggan tetap PDAM,” ungkap Ali.
Untuk panjang keseluruhan pipa, Ali mengaku tidak terlalu ingat. Dia memperkirakan jika dihitung dari Jalan DI Panjaitan, maka panjangnya sekira 11,4 kilometer (km). Begitupun dengan total keseluruhan proyek, tidak terlalu mengetahui mengenai hal tersebut karena hanya menerima penyerahan proyek.
“Biasanya memang begitu, kami hanya menerima ketika pekerjaan fisiknya sudah selesai. Jadi tidak terlalu tahu berapa mengenai anggaran,” pungkasnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: