Pedagang Lang-Lang Keluhkan Rencana Pembongkaran Lapak, Sebut Tak Ada Koordinasi

Lapak pedagang diminta untuk dibongkar, namun dinilai tanpa koordinasi (Jelita/ bontangpost.id)

bontangpost.id – Puluhan pedagang di area Stadion Bessai Berinta (Lang-Lang) Kota Bontang mengeluhkan rencana pembongkaran lapak, sebab dinilai tanpa koordinasi.

Ketua Asosiasi Pedagang Lang-Lang Asep Ridwan mengungkapkan, pihaknya diberitahukan untuk melakukan pembongkaran lapak hingga akhir Mei.

Pemberitahuan tersebut pun disampaikan langsung oleh pihak Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Dispoparekraf) Kota Bontang.

“Kami diberitahu untuk bongkar mulai besok, sampai tanggal 30. Tetapi surat pemberitahuannya tidak ada. Hanya secara lisan, dan baru hari ini (diberi tahu),” ungkapnya kepada redaksi Bontang Post, Selasa (28/5/2024).

Sementara pada Sabtu (25/5/2024) lalu, ia menyebut Wali Kota Bontang Basri Rase sempat menyambangi para pedagang. Mengatakan bila pedagang akan dipindahkan dulu, sebelum nantinya dibongkar untuk keperluan renovasi.

“Saat Pak Wali bilang seperti itu, kami ya gembira. Enggak harus tutup. Tetapi kok hari ini malah kami diberitahukan hal yang berbeda,” sebut dia.

Apalagi rencana penutupan dilakukan selama enam bulan. Sementara tidak ada jaminan seluruh proyek bakal selesai dalam jangka waktu tersebut.

Berkaca dari pembangunan gedung pujasera yang baru, bangunan tersebut pun belum juga dimanfaatkan hingga saat ini.

“Jadi selama enam bulan itu, kami harus ke mana. Ada pedagang yang hanya mengandalkan hasil jualan dari sini (Lang-Lang),” ujarnya.

Ditambahkan Sekretaris Asosiasi Pedagang Lang-Lang Bahtiar, mestinya ada surat imbauan yang sah, dengan mencantumkan tandatangan kepala daerah. Jika demikian, tidak serta merta melakukan pemberitahuan untuk membongkar secara lisan, tanpa surat resmi.

“Saat ditanya, suratnya belum turun. Sementara kami juga tidak diimbau dari jauh-jauh hari,” imbuhnya.

Ia sangat menyayangkan tidak adanya koordinasi dengan asosiasi. Padahal dalam relokasi yang dilakukan sebelumnya, terdapat diskusi dan komunikasi terlebih dahulu.

“Paling tidak satu atau dua orang dari kami dipanggil. Diskusi terkait solusi,” tutur dia.

Bila hal itu dilakukan, setidaknya mereka dapat mempersiapkan segala sesuatunya. Baik pembongkaran, hingga lokasi berjualan untuk sementara waktu.

Disebutkan dia, banyak pedagang yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di kawasan tersebut. Penghasilan yang didapat pun harian. Jika tidak diperbolehkan untuk jualan, ia mengharapkan adanya solusi yang diberikan.

“Untuk melakukan pembongkaran pasti juga harus ada dana untuk membayar jasa. Lalu kami juga enggak punya tempat untuk taruh barang-barang. Setidaknya komunikasi dulu lah ke kami,” pungkasnya.

Hingga berita ini ditulis, Bontang Post masih berupaya menghubungi Kepala Dispoparekraf Rafidah. Namun belum ada respons. (*)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version