Daya beli masyarakat Kaltim masih sulit terangkat. Ini sejalan dengan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada kuartal III/2019 yang menurun. Kondisi ini berpotensi lanjut hingga tahun depan.
BALIKPAPAN – Kondisi ekonomi konsumen di Kaltim pada triwulan III-2019 mengalami penurunan yang ditandai dengan besaran nilai ITK menjadi 96,27. Penurunan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III-2019 disebabkan penurunan pada komponen pendapatan rumah tangga. Kendati kondisi ekonomi konsumen pada triwulan IV-2019 diprediksi meningkat dengan nilai ITK sebesar 102,05, tahun depan kondisi ITK diramalkan kembali menurun.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Balikpapan, Yaser Arafat mengatakan, saat ini masyarakat masih wait and see. Pasalnya kondisi global masih tidak menentu. Dampaknya juga terasa di Indonesia.
“Apalagi di Kaltim ini, sumber kekayaan berasal dari alam seperti batu bara, migas, dan CPO (crude palm oil). Komoditas itu sangat mengandalkan harga acuan. Ketika ekonomi global anjlok, maka ekonomi daerah ikut tergerus juga,” tuturnya, Kamis (28/11/2019).
Dia menjelaskan, saat ini masyarakat dihadapkan dengan kondisi ketidakpastian. Bisa dilihat di toko retail, penjualan turun, hanya pada momentum tertentu saja naik. Kemudian, masyarakat sekarang lebih memilih membeli kebutuhan primer. Properti pun sekarang ada pergeseran penjualan. Kemudian, di Balikpapan, sudah ada beberapa retail yang tutup. Kalau dilihat, tahun ini daya beli masih sulit untuk masuk kategori baik.
“Persepsi positif harus kita giring agar masyarakat yakin dengan kondisi ekonomi saat ini. Beri keyakinan kepada masyarakat. Contohnya, mulai dari buka peluang industri baru. Semakin tumbuh industri, tingkat pengangguran turun, kesejahteraan meningkat, daya beli bakal membaik lagi,” ungkapnya.
Periode akhir ini, BPS memprediksikan ITK Kaltim akan naik karena komponen pendapatan rumah tangga diperkirakan mengalami peningkatan. Namun tidak diiringi dengan meningkatnya rencana pembelian barang tahan lama. “Momentum akhir tahun, sudah jelas bakal mendongkrak penjualan,” serunya.
Lebih lanjut, BPS mencatat penurunan ITK di periode ketiga tahun ini, jika dilihat berdasarkan variabel pembentuknya, maka terdapat penurunan pada komponen pendapatan rumah tangga pada triwulan III dibanding triwulan sebelumnya.
Penurunan pendapatan rumah tangga seiring berakhirnya momen bulan Ramadan, perayaan Idulfitri serta tidak adanya tunjangan hari raya yang diterima. Pada triwulan II-2019, indeks pendapatan kini sebesar 144,94. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan indeks volume konsumsi yang mencapai 125,83. Sedangkan pada triwulan III-2019, indeks pendapatan kini sebesar 91,96 lebih rendah dibandingkan indeks volume konsumsi yakni sebesar 100,81.
Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, hal ini memperlihatkan walaupun terjadi penurunan pendapatan, volume konsumsi barang dan jasa relatif sama dengan kuartal sebelumnya, bahkan sedikit mengalami peningkatan. Dikarenakan adanya libur sekolah, biaya pendidikan dan Iduladha.
“Penurunan alokasi pendapatan rumah tangga untuk tabungan dapat terlihat dari hasil Survei Tendensi Konsumen (STK) yang mencatat sekitar 69 persen responden menyatakan menabung pada periode kali ini, proporsi tersebut lebih rendah dibandingkan di triwulan II-2019, di mana 71 persen responden menyatakan melakukan aktivitas menabung. Mayoritas rumah tangga menabung dengan besaran yang relatif sama dengan kuartal lalu,” jelasnya.
Pada kuartal III-2019, terjadi deflasi atau penurunan harga dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh besaran inflasi pada triwulan III-2019 sebesar -0,16 persen, sedangkan pada triwulan II-2019 terjadi inflasi sebesar 1,21 persen. Komponen pengaruh inflasi mengindikasikan bahwa inflasi relatif tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat pada triwulan ini, yakni sebesar 100,76.
Hal tersebut dapat terlihat bahwa penurunan harga tersebut tidak diiringi peningkatan volume konsumsi yang cukup signifikan, karena terdapat faktor penurunan pendapatan akhirnya masyarakat cenderung menahan untuk melakukan konsumsi. Secara umum, tingkat konsumsi di Kaltim pada periode ketiga 2019 relatif sama dibanding dengan triwulan sebelumnya, bahkan cenderung terjadi perlambatan konsumsi. Terlihat dari penurunan angka indeks konsumsi, yaitu dari 125,83 pada kuartal II-2019 menjadi 100,81 di kuartal III-2019. (aji/ndu/k18/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: