bontangpost.id – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) memprogramkan kelanjutan pembangunan Embung Kanaan, tahun ini. Pejabat Fungsional Ahli Muda Teknik Pengairan Dinas PUPRK Bambang Permadi mengatakan lokasi embung berdampingan dengan Waduk Kanaan.
“Jadi samping makam Toraja, tepatnya setelah jalan menuju Kanaan yang sebelah kiri rencananya akan dibuat embung,” kata Bambang.
Penyusunan kajian feasibility study, detail engginering design (DED), hingga dokumen lingkungan telah dilakukan. Berdasarkan perjanjian kerja sama sebelumnya, ketiganya menjadi ranah Dinas PUPRK Kaltim. Sementara studi larap dan pengadaan lahan menjadi tugas Pemkot Bontang.
“Nantinya untuk pembangunan fisik dilakukan oleh Pemprov Kaltim,” ucapnya.
Disinggung anggaran studi larap, masih menunggu rekomendasi dari Dinas PUPRK Kaltim. Berkenaan dengan dokumen perencanaan sebelumnya. Direncanakan April baru diketahui. Pun demikian dengan anggaran unuk konstruksi fisik. Diketahui luasan embung diperkirakan mencapai 38 hektare.
“Studi larap ini untuk mengetahui apakah perlu kajian ulang sehubungan dengan perkembangan permukiman. Sebab DED sudah ada sejak 2014 silam,” tutur dia.
Konsep pembangunan kolam depresi dihubungkan dengan gorong-gorong besar bawah jalan besar. Kapasitas tampung nantinya mencapai 948 ribu meter kubik. Sehingga air dari hulu akan masuk terlebih dahulu ke Waduk Kanaan. Kemudian diarahkan untuk tertampung di embung melalui gorong-gorong.
Penambahan kapasitas daya tampung waduk Kanaan yang dilakukan secara bertahap belakangan tidak akan berpengaruh terhadap rencana embung ini. Sebab dasar danau kini masih jauh dari perencaan yang diharapkan. Kontur dasar danau belum ideal.
“Diharapkan kedalamannya 5 meter. Ada beberapa spot belum mencapai 5 meter. Jadi nanti tidak ada masalah terkait dengan embung ini,” sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, tiga proyek penanganan banjir sudah masuk tahap lelang. Tiga proyek itu meliputi penyusunan masterplan penanganan banjir, penyusunan kajian induk sistem drainase, dan penyusunan detail engineering design (DED) Polder Telihan.
Ia menjelaskan untuk penyusunan masterplan dialokasikan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar. Nantinya lokus masterplan mencakup daerah aliran sungai (DAS) Bontang dan Guntung. Serta anak sungai yang terhubung dengan kedua DAS itu. Waktu pelaksanaan ini total sembilan bulan. Rinciannya tahapan lelang memakan waktu dua bulan.
Sementara penyusunan kajian induk sistem drainase dikucurkan anggaran sebesar Rp 1 miliar. Cakupan kajian yakni drainase primer, sekunder, maupun tersier terkhusus di area langganan banjir. Sifat kajian ini komprehensif mulai dari area di dataran tinggi hingga rendah. Hasil dari kajian nanti digunakan untuk melakukan penataan. Jangka waktu penyusunan kajian maksimal enam bulan. Khusus di jalan protokoler, drainase akan difungsikan lebih maksimal. Secara spesifik di Jalan R Suprapto maupun Ahmad Yani. Karena dua jalan itu kerap ada genangan air saat hujan.
Terakhir untuk penyusunan DED polder Telihan dikucur Rp 1,3 miliar. Hasil kajian feasibility study pada 2019 silam luas lahan potensial yang akan dipakai berukuran 500 dikali 500 meter. Artinya dengan total lahan 25 hektare. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: