bontangpost.id – Penanganan banjir hingga kini belum bisa dituntaskan oleh Pemkot Bontang. Terbukti pada 8-9 November silam sejumlah titik wilayah masih terendam air. Akibat debit air yang tinggi dari bagian hulu. Menanggapi itu, Pakar Drainase Universitas Mulawarman M Thamrin mengatakan solusi paling instan yang bisa dilakukan pemkot saat ini untuk menyelesaikan banjir ialah membuat polder dan tanggul.
Polder dibangun disejumlah titik lahan yang kosong. Tujuannya agar air kiriman dari hulu tertampung sementara. Sembari menunggu laut surut. Sementara bantaran sungai ditanggul. Terkhusus wilayah yang kerap dikepung banjir. “Sehingga air tidak masuk ke permukiman warga. Sembari memperbaiki saluran di bagian hilir,” kata Thamrin.
Adapun wilayah yang masih kerap tergenang pasca tanggul harus disiapkan pompa. Supaya bisa dialirkan ke sungai kembali. Menurutnya pembuatan pintu air di bagian hilir dipandang kurang efektif. Karena membutuhkan pompa dengan kapasitas besar.
Tanggul sungai itu sudah dilakukan di Universitas Mulawarman. Meskipun tetap ada genangan, tetapi ketinggian air tidak seperti sebelumnya. Khususnya banjir yang menyerang Samarinda, akhir bulan lalu. Konsep tanggul ini seperti di Negara Belanda. Diketahui, daratan di negera kincir angin itu lebih rendah dibandingkan air laut.
“Saya pikir itu akan berhasil untuk menyelesaikan masalah banjir di Bontang,” ucapnya.
Apalagi jika nanti Pemkab Kutim memperluas sungai di kilometer 5. Akibatnya daerah genangan air di Bontang bakal lebih luas. Ditambah ketinggian air berpotensi meningkat. Terkhusus genangan di wilayah kilometer 5, opsi satu-satunya ialah pembangunan Bendungan Suka Rahmat. Diketahui, ini menjadi ranah dari Pemprov Kaltim.
“Bontang harus tetap pikirkan jika rencana bendungan itu tidak jadi-jadi. Ini harus serius terhadap penanggulangan banjir,” sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Bontang Basri Rase akan memperjuangkan penyusunan masterplan penanganan banjir dapat terlaksana di tahun depan. Nantinya kajian ini bakal menjadi acuan pemerintah untuk menyusun langkah strategis menuntaskan banjir. Baik dalam jangka pendek, menengah, hingga panjang.
“Kami akan alokasikan penyusunan masterplan di 2022. Jadi tahun depan harus jalan,” tutur dia.
Diketahui sesungguhnya penyusunan masterplan diajukan di pergeseran anggaran tahun ini. Dengan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar. Tetapi langkah itu dipandang kurang pas oleh legislator. Mengingat dengan waktu singkat khawatir kajian tidak dapat maksimal. Sesungguhnya pemkot memiliki masterplan penanganan banjir sejak 2004 silam. Namun kajian induk kini perlu direview. Lantanran hanya berisi DAS Bontang. Belum termasuk DAS Guntung.
Banjir beberapa hari lalu menyasar enam kelurahan. Mencakup Guntung, Kanaan, Gunung Telihan, Satimpo, Gunung Elai, dan Api-Api. Tersebar di 57 RT dari enam kelurahan tersebut. Adapun jumlah keluarga terdampak mencapai 2.262 atau 7.921 jiwa. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post