bontangpost.id – Upaya penurunan stunting masih terus digalakkan. Untuk itu, dilakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) audit kasus stunting, Selasa (14/3/2023) di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang.
Sejak 2022, telah dilakukan monitoring pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan balita dari beberapa kasus yang berpeluang menjadi stunting. Dengan demikian, dilakukan pendampingan yang mencakup pemberian makanan tambahan (PMT) stimulan dan edukasi berkelanjutan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Bontang Jamilah Suyuti mengatakan tujuan dari monitoring dan audit ini untuk melihat perkembangan pemberian PMT yang dilakukan di masing-masing kelurahan.
“Audit ini dilakukan untuk membuktikan adanya faktor determinan stunting, sehingga kita bisa tahu faktor apa yang dominan mempengaruhi stunting,” jelas Jamilah.
Salah satu dokter spesialis anak Taufik mengatakan banyak kasus di Bontang dipengaruhi karena kurangnya pengetahuan pola asuh maupun pemberian makanan pada anak. Sehingga perlu dilakukan edukasi pada orangtua tentang gizi seimbang serta pemantauan di posyandu. Sebab, penting mengawasi pertumbuhan untuk mendeteksi stunting sejak awal.
Pemantauan yang dilakukan meliputi antropometri (berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar lengan), pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan thorax, dan pola makan.
Lebih lanjut, diperlukan perhatian khusus saat mengukur tinggi badan, karena berpengaruh pada indikator pertumbuhan dan status gizinya. Maka dari itu, perlu koordinasi untuk meningkatkan kemampuan kader posyandu dalam pengukuran tinggi badan.
“Pengukuran tinggi badan anak bisa dilakukan setiap 3 bulan agar hasilnya signifikan. Karena kegiatan ini menyasar pada tinggi badan anak, sedangkan penambahan tinggi badan tiap bulan tidak terlalu berbeda dengan bulan sebelumnya,” papar Taufik. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: