JAKARTA – Potensi banjir dapat diantisipasi melalui pengadaan closed circuit television (CCTV). Piranti tersebut terhubung dengan kontrol logika terprogram (PLC). Pemasangannya dapat dilakukan di sejumlah titik rawan banjir.
Sayangnya, kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bontang Dasuki, pengadaan perangkat tersebut masih terkendala. Masalahnya pos angaran di organisasi perangkat daerah (OPD) itu terbatas.
“Kalau konsepnya sudah ada. Uangnya yang tidak ada,” kata Dasuki.
Harga untuk CCTV-nya saja mencapai Rp 50 juta. Belum perangkat PLC nya maupun penunjang lainnya. CCTV tersebut harus berspesifikasi tinggi, minimal dapat melakukan zooming atau perbesaran.
Teknis dari perangkat itu, ketika debit air naik, maka pintu air langsung dapat dibuka. Sehingga air langsung mengarah ke hilir. Dasuki menuturkan kecanggihan teknologi ini telah diterapkan di Surabaya.
“Jadi ketika membuka pintu air ini tanpa perantara manusia di pintu air,” paparnya.
Teknologi ini dapat juga digunakan di titik rawan kebakaran. Jika terdeteksi ada asap maka sensor segera mengirimkan pesan ke command center. Pesan tersebut juga terkoneksi dengan instansi terkait.
“Begitu ada asap langsung dapat mengirim perintah ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan). Sehingga dapat diantisipasi sebelum api membesar,” ucapnya.
Diketahui, saat ini Pemkot Bontang melalui Diskominfo hanya memiliki delapan CCTV. Akan tetapi spesifikasi dari perangkat tersebut rendah. Kedelapan piranti itu terletak di sejumlah titik jalan dan taman.
Program Diskominfo yang lainnya ialah pengadaan sensor pengoperasian lampu jalan. Menurut Dasuki, lampu jalan dapat diatur tingkat pencahayaannya di waktu tertentu. Namun, pengadaan tersebut juga mengalami kendala serupa. Tak ada dana.
“Misalnya ketika saat subuh tingkat cahayanya dapat dikurangi hingga beberapa persen. Sehingga hemat listrik,” jelasnya. (ak/far/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post