Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Kaltim Jadi Prioritas

bontangpost.id – Pemprov Kaltim terus berupaya menurunkan kemiskinan agar tercipta kesejahteraan masyarakat. Hal itu bisa didapatkan dengan memanfaatkan dana bantuan sosial, dana desa dan sebagainya.

Sampai 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat, tingkat kemiskinan turun dari 6,31 persen menjadi 6,11 persen. Selain menurun, Pemerintah Kaltim berupaya agar masyarakat keluar dari kemiskinan secara permanen.

Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak mengatakan, secara umum berdasarkan data BPS tingkat kemiskinan ekstrem terbesar di daerah pedesaan.

Ada beberapa wilayah di Kaltim yang memiliki tingkat persentase kemiskinan di atas rata-rata. Yakni Mahakam Ulu, Kubar, Paser, Kutim, dan Kutai Kartanegara.

“Sedangkan Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Berau mencatat tingkat kemiskinan terendah,” ungkapnya, Minggu (21/1).

Untuk mengurangi kemiskinan, dana bantuan sosial memang harus ditingkatkan dan digunakan lebih efisien, agar langsung berdampak pada angka kemiskinan.

Selain meningkatkan belanja bantuan sosial, dana desa seharusnya bisa juga diperuntukkan kepada peningkatan sumber daya manusia (SDM). Kemiskinan di Kaltim diupayakan untuk terus menurun.

Hal itu bisa didapatkan dengan memanfaatkan dana bantuan sosial, dana desa dan sebagainya untuk mengurangi kemiskinan.

“Ada tiga kebijakan utama yang dikembangkan untuk penanganan kemiskinan ekstrem di Kaltim, mengelola beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, dan mengentaskan kantong-kantong kemiskinan,” katanya.

Dia pun optimistis bahwa dengan pendekatan holistik, pemerintah dapat meredakan dampak kemiskinan.

Pada 2024-2026, Pemerintah Provinsi Kaltim memprioritaskan program pengentasan kemiskinan ekstrem. Langkah-langkah konkret akan diambil untuk memastikan kelangsungan dan keberhasilan upaya tersebut.

Sehingga, terpenting bagaimana menurunkan angka kemiskinan ini tidak hanya sekadar menurunkan tapi memastikan masyarakat yang keluar dari kemiskinan secara permanen, jangan sampai sudah diberikan bantuan setelah itu kondisinya kembali miskin kembali ini yang dijaga.

Sejauh ini, Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat, tingkat kemiskinan turun dari 6,31 persen menjadi 6,11 persen. Pencapaian ini tidak hanya didukung oleh data statistik, tetapi juga melibatkan data riil yang dikembangkan dan diverifikasi hingga tingkat desa, kelurahan, dan kecamatan.

“Tentunya kami akan terus melakukan langkah-langkah konkret untuk memastikan penurunan kemiskinan, selain itu juga memastikan masyarakat keluar dari kemiskinan secara permanen. Karena yang terpenting, bagaimana menurunkan angka kemiskinan ini tidak hanya sekadar menurunkan tapi memastikan masyarakat yang keluar dari kemiskinan secara permanen, jangan sampai sudah diberikan bantuan setelah itu kondisinya kembali miskin kembali ini yang dijaga,” pungkasnya. (ndu/k15)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version