Saat DPKP Bertugas di Lapangan
SANGATTA – Selain sulitnya akses, kerumunan warga juga menjadi salah satu masalah terbesar bagi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kutim saat memadamkan api. Kerumunan warga tersebut menghambat kelancaran kerja petugas di lapangan.
“Jadi salah satu penghambat kami ialah kerumunan warga saat menonton kebakaran. Saat kami datang bukan menghindar, tetapi malah berkerumun. Jadi sangat menghambat sekali,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Penyelamatan DPKP, Joko Sutikno.
Hal inilah yang membuat pemadam kewalahan. Seharusnya tepat pada waktunya namun harus terhambat hanya gara-gara kerumunan warga.
“Kami memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP). Sejak diinfokan, hingga ke lapangan 15 menit. Masing-masing 5 menit persiapan SDM, peralatan, dan perjalanan. Tetapi karena banyak warga maka bisa menambah waktu dan memperlambat bekerja. Untuk itu kami minta saat ada kebakaran warga jangan berkerumun,” pinta Joko.
Beruntung karyawan DPKP cukup sigap dalam menangani permasalahan tersebut. “SDM kami cukup solid dalam menangani tugas. Seluruhnya ada sekitar 227 tenaga. Kendaraan pun cukup terpenuhi. Khusus Sangatta, bisa tertangani semua,” tambahnya.
Disinggung masalah pos pemadam, saat ini sudah terbentuk tujuh kecamatan. Yakni Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Sangkulirang, Wahau, Bengalon, Muara Ancalong, dan Kongbeng.
“Tetapi akan ada penambahan di Muara Bengkal. Memang untuk pos masih kurang. Karena idealnya semua kecamatan ada. Terlebih di daerah perkotaan. Mudahan saja hal itu bisa direalisasikan semua. Hanya saja untuk daerah pedalaman kami berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara padamkan api,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post