18 Jam Hilang di Muara Sangatta Tua
SANGATTA – Sungguh naas nasib Imran (74) warga Kampung Kajang Sangatta Selatan. Awalnya dia berangkat menjaring di Muara Sangatta Tua, saat pulang ia sudah menjadi mayat.
Mayat Imran saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga untuk diautopsi. Pasalnya, belum diketahui pasti penyebab kematian korban. Apakah karena tenggelam, gangguan binatang atau yang lainnya.
Kejadian bermula, saat Imran dan Rembon (30) tetangga korban sekira Pukul 09.00 wita berangkat dari rumah menuju Pantai Muara Sangatta Tua untuk menjaring ikan.
Saat tiba di laut Pukul 12.00 wita siang, keduanya berpisah. Imran mengambil jaring untuk membentangkan di lokasi berbeda. Sedangkan Rembon menjaga perahu.
Waktu terus berlalu. Rembon mulai gelisah. Sebab, teman menjaringnya tak kunjung nongol. Padahal waktu sudah mulai malam.
Meskipun begitu, Rembon tetap sabar menunggu di atas ketinting (perahu kecil). Hingga larut malam, Imran tetap tak kunjung ada. Sampai menjelang pagi.
Karena merasa aneh, akhirnya pagi itu Rembon memberanikan diri untuk mengayuh ketinting dengan menggunakan dayung secara perlahan. Karena diketahui bahwa Rembon tidak dapat mengendarai ketinting.
Terus mencari. Akhirnya, sekira pukul 07.00 wita, korban ditemukan di atas pantai. Korban tewas mengenaskan. Tubuhnya mengembang serta terdapat goresan di beberapa tubuhnya.
Tak mampu menahan kuasa, Rembon sempat bersedih. Ia cukup menyesal lantaran tetangganya tersebut tewas tanpa disangka sangka. Dengan penuh rasa takut, sedih dan khawatir, pas pukul 09.30 wita ia langsung berlari menuju pos angkatan laut sekitar. Tujuannya untuk mencari bantuan.
Mendengar kabar tersebut, petugas di pos setempat langsung memberikan informasi kepada pihak yang terkait. Seperti halnya Basarnas, BPBD, PMI dan masyarakat setempat.
“Kami langsung menuju lokasi saat mendengar kabar tersebut. Tim datang membantu. Mengenai kenapa meninggal, masih dalam tahap penyelidikan,” ujar Pelda Baharuddin Danposal Muara Sangatta didampingi Serka Erwanto .
Sementara itu, menantu korban Sukran cukup histeris mendengar kabar tersebut. Ia tak menyangka harus berpisah dengan mertuanya.
“Bapak memang kerjanya cari ikan. Mancing, menjaring ikan dan lainnya. Mungkin sudah takdir,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: