bontangpost.id – Rencana pengembangan dermaga Pelabuhan Loktuan masih dikaji oleh Pemkot Bontang.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Amiruddin Syam mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu kajian dari Universitas Indonesia Timur (UIT). Terkait regulasi status aset dan kewenangan yang melakukan pengembangan.
Diketahui, Pelabuhan Loktuan masuk kategori pelabuhan pengumpul. Sehingga status pengembangan membutuhkan persetujuan dari pemerintah pusat. Jika hasil kajian seperti itu maka pemkot akan mengambil tindakan untuk mengajukan permohonan kepada pusat.
“Kami masih kaji ini. Tunggu hasilnya seperti apa baru kami akan melangkah,” kata Amiruddin.
Rencananya pekan depan dari UIT akan melakukan tinjauan ke area pelabuhan. Untuk mengetahui konsep pengembangan yang sudah disodorkan oleh pihak pengelola. Dalam hal ini Perumda AUJ melalui anak usahanya yakni PT Laut Bontang Bersinar (LBB).
Ia pun sepakat pengembangan mutlak dilakukan. Dalam rangka mempersiapkan Bontang sebagai daerah penyangga IKN. Sehingga pengiriman logistik melalui jalur laut mudah tersalurkan nantinya. Apalagi Wali Kota Bontang Basri Rase sudah melakukan peninjauan beberapa waktu lalu dan menyetujui untuk dilakukan pengembangan dermaga.
Sementara Dirut Perumda AUJ Abdu Rahman mendorong untuk Pemkot segera melakukan pengembangan dermaga. Sehingga pendapatan akan masuk BUMD dan ujungnya bisa menjadi pemasukan kas daerah. Melalui Pendapatan Asli Daerah. Sehubungan dengan unit usaha yang dikelola oleh Perumda AUJ.
“Ini (kepastian pengembangan pelabuhan) yang paling dibutuhkan,” sebutnya.
Selain itu, ia juga menyarankan agar PT LBB bisa memiliki kewenanganan dari sektor laut. Mengingat saat ini pendapatan yang masuk LBB hanya sebatas di area darat. Nominalnya pun terbilang kecil. Jika dari sektor laut masuk maka pendapatan bisa terdongkrak.
“Kalau laut dikelola mulai dari kapal pandu dan sebagainya itu bisa 99 persen. Karena sekarang ini hanya 1 persen yang masuk LBB,” sebutnya.
Komisari PT LBB Hariyadi mengatakan desain pengembangan dermaga sudah disetorkan sejak awal tahun lalu. Ia membenarkan saat ini masih dalam kajian di lingkup pemkot. Jika itu kelar maka bisa ditentukan skema yang dipakai untuk pengembangan.
“Sebab opsi yang muncul saat ini pengembangan dibebankan melalui APBD atau bisa juga LBB yang mengambil. Tentunya menggandeng investor,” urai dia.
Saat ini LBB sudah menjajaki satu investor dari Jakarta yang bersedia melakukan pengembangan. Akan tetapi kerja sama itu belum bersifat final. Masih menunggu regulasi terkait domain dari rencana ini.
“Jangan sampai kami salah melangkah soalnya,” jelasnya.
Diketahui Dermaga pertama saat ini memiliki panjang 90 meter. Volume ini pun ketika disinggahi KM Binaiya tidak seluruh badan kapal menyentuh dermaga. Ada sebagian yang menggantung.
Pengembangan masih bisa dilakukan sampai 100 meter. Sementara untuk panjang dermaga dua hanya 70 meter. Kedua dermaga memiliki lebar sama yakni 26 meter. Namun demikian status lahan saat ini masih belum dibebaskan.
Sebelumnya ada 19 rumah yang menempati area itu. Kendati sudah dikosongkan tetapi lahan sudah dipetak oleh warga. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: