BONTANG – Wacana pengentasan kekumuhan melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kampung Selambai, Kelurahan Loktuan dibenarkan Wakil Ketua DPRD Faisal. Putra asli Selambai ini mengatakan kegiatan fisik bakal berjalan di bulan Oktober.
“Benar program itu ada. Tetapi saat ini progresnya masih 40 persen karena ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti,” kata Faisal saat ditemui Bontang Post di depan ruang kerjanya, Senin (20/8) kemarin.
Faisal meminta kepada Pemkot Bontang segera menyelesaikan revisi dokumen perencanaan proyek penataan permukiman yang digelontorkan Rp 50 miliar oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Adapun perbaikan sehubungan pemindahan lokasi pompa pemadaman. Mengingat berdasarkan pengamatan kementerian tata letak dalam perencanaan masih kurang pas.
“Saya minta untuk revisi segera diselesaikan, supaya program itu juga cepat dimulai,” pintanya.
Hasil revisi akan dipresentasikan kepada Pemprov Kaltim. Selanjutnya Detail Engineering Design (DED) tersebut diserahkan kepada pihak kementerian. Setelah itu tahapan akan memasuki tinjauan langsung dari Kementerian PUPR.
Dikatakan Faisal, program pemerintah pusat ini memiliki dua dampak bagi masyarakat Selambai. Di mana Kampung Selambai akan dijadikan wisata maritim. Dengan konsep penataan hunian yang menghadap ke laut.
Tak hanya itu, perekonomian warga juga dipastikan meningkat. Mengingat Pemkot Bontang juga bakal membangun pujasera di lokasi tersebut.
Sebagai informasi, infrastruktur yang menjadi prioritas dalam program Kotaku ini ialah perbaikan jalan. Nantinya jalan utama sepanjang 350 meter akan dibeton. Tentunya hal ini akan mempermudah akses warga yang bermukim di lokasi tersebut.
Tak hanya itu, mengingat kampung Selambai berada di atas air. Maka diperlukan fasilitas keamanan dalam penanganan terjadinya musibah kebakaran. Melalui program ini juga bakal disediakan fasilitas pompa kebakaran.
Bukan itu saja, fasilitas kebersihan berupa penyediaan tempat sampah juga diberikan. Setiap titik terdapat tiga tempat sampah untuk jenis organik, non-organik, dan kertas. Maksi berharap ketersediaan sarana ini dapat mengaktifkan partisipasi masyarakat untuk membuang sampah berdasarkan kategorinya.
Nantinya sarana toilet umum juga bakal ditempatkan di sejumlah titik di kawasan tersebut. Bahkan saluran pembuangan air limbah juga akan menjadi fokus penataan. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: