Program Pengentasan Stunting Belum Maksimal, Pemkot Galakkan ASN Sumbang Telur

Wawali Bontang Najirah

bontangpost.id – Wakil Wali Kota Bontang Najirah dalam waktu dekat bakal mengaktifkan beberapa program wacana pengentasan stunting di Kota Bontang yang saat ini diklaim masih jalan di tempat.

Pasalnya, setiap daerah termasuk Kota Bontang diminta pemerintah pusat untuk menurunkan presentase angka stunting sebesar 14 persen pada 2024 mendatang.

Dikatakan Najirah, salah satu program yang bakal digaungkan ialah mewajibkan ASN Bontang untuk menyumbang telur kepada wilayah stunting yang ditunjuk. Artinya, ASN di satu instansi pemerintah tersebut akan menjadi bapak asuh dari wilayah yang telah dipetakan. Hal itu dilakukan sebagi bentuk pemenuhan dan perbaikan gizi serta nutrisi bagi balita.

“Iya, programnya belum berjalan. Padahal presentasi stunting di Bontang masih di angka 20 persen,” ucapnya.

Oleh sebab itu, untuk memulai program tersebut, dalam waktu dekat pihaknya berencana bakal menggelar rapat koordinasi dengan seluruh kepala dinas maupun CSR perusahaan.

Skema yang akan diterapkan yakni setiap OPD diminta menyumbang telur satu piring serta vitamin secara berkala dengan durasi yang telah disepakati.

“Kalau pemberian telurnya cuma sekali saja saya rasa tidak akan berhasil dalam pemenuhan gizi anak yang mengalami stunting. Makanya akan kami rapatkan dulu baiknya nanti seperti apa,” bebernya.

Seperti yang dijanjikan pada Januari 2023 lalu, Najirah bakal memberikan apresiasi kepada kelurahan yang berhasil membuat inovasi menurunkan angka stunting di wilayahnya.

“Tentu masih berlaku. Intinya instansi yang berhasil menurunkan angka stunting, bakal ada promosi jabatan. Itu sebagai bentuk apresiasi dari kami,” tuturnya.

Berdasarkan hasil survey status gizi Indonesia (SSGI), Dinas Kesehatan Kota Bontang mendata setidaknya 1.156 anak di Kota Bontang pada 2022 mengalami stunting dengan jumlah prevalensi stunting sebesar 21 persen. Presentase di tahun tersebut mengalami penurunan sebanyak 5,3 persen dari 2021 lalu yakni sebesar 26,3 persen.

Diketahui, 1.156 anak tersebut merupakan balita berusia 0-59 bulan. Angka tersebut diperoleh dari total 5.060 balita yang melakukan pemantauan pengukuran di Posyandu. Seperti lingkar kepala, tinggi badan, dan berat badan. (*)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version