bontangpost.id – Program WiFi gratis yang digaungkan oleh Pemkot Bontang mendapat tanggapan dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Muhammad Faisal. Dia mengapresiasi langkah Kota Taman untuk menyediakan fasilitas gratis ini. Tetapi dalam mewujudkan smart city tidak boleh lantas puas dengan adanya program tersebut.
“Ini yang harus dipahami supaya anggaran habis di satu pilar. Tetapi tidak smart-smart. Tentunya semua pilar bisa bergerak bersama,” kata Faisal.
Artinya tidak hanya dalam jaringan saja. Tentunya diperlukan pembekalan bagi pengguna WiFi itu. Supaya tidak hanya menggunakan untuk bermain gim online. Ia berharap dalam setahun pasca mulainya tahap pertama diluncurkan harus ada evaluasi.
“Jadi akan terlihat itu digunakan untuk apa saja. Ini menjadi bahan evaluasi,” ucapnya.
Sementara Kabid Penyelenggaraan e-Government Diskominfo Taufiqurahman membenarkan pada pertengahan tahun ini akan ada evaluasi. Evaluasi mencakup tiga komponen. Pertama ialah penempatan titik. Tentunya ada titik yang bisa dibaca traffic penggunaannya. Titik dengan penggunaan rendah inilah yang bakal dievaluasi.
“Kemungkinan tempatnya itu bukan titik kumpul warga. Jadi perlu digeser,” tutur Taufiq.
Diketahui, Di tahap pertama WiFi gratis ini menelan anggaran Rp 1,5 miliar. Rp 687 juta untuk pemasangan wifi gratis, Rp 348 juta anggaran layanan internet untuk seluruh OPD, serta Rp 463 juta untuk aplikasi dan perangkat jaringan pendukung. Rincian pemasangannya, ratusan titik itu yakni 27 titik layanan publik pemerintah dengan kecepatan jaringan internet 200 Mbps. 200 titik dengan speed 50 Mbps tersebar di fasilitas kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan fasilitas keamanan.
16 titik di Taman Tanjung Laut, Lapangan Lang-Lang, Panggung Bontang Kuala, dan Taman Adipura, masing-masing 4 titik dengan kecepatan internet 50 Mbps. Tak hanya di fasilitas publik, pemasangan wifi gratis juga dilakukan di wilayah pesisir. Ada 8 titik dengan kecepatan jaringan 7 Mbps, yang dipasang di Selangan, Tihi-Tihi, Melahing dan Gusung.
Adapun di tahap kedua tahun ini tercatat 216 titik terpasang fasilitas ini. Selain titik, kuota bandwith juga bakal kena evaluasi. Mengingat ada beberapa titik masih longgar dari daya kapasitas maksimal penggunaan. “Jadi titik yang misalnya hanya perlu 20 Mpbs maka sisanya akan dialihkan untuk titik baru,” terangnya.
Terakhir ialah pembekalan kepada pengguna. Harapannya internet gratis ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang positif. Misalnya pembelajaran pelajar maupun pemasaran produk UMKM. “Jadi dari traffic nanti akan dilihat ini digunakan untuk apa. Memang perlu edukasi terkait penggunaan fasilitas ini,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: