Menjalani ibadah puasa, beberapa cabor harus mengurangi intensitas latihan para atletnya. Salah satunya Pobsi Bontang yang meniadakan program latihan fisik.
“Tentunya ada sedikit perubahan, biasanya ada dua kali dalam sepekan untuk latihan fisik. Sementara ini kami tiadakan,” kata Sekretaris Pobsi Bontang Nasrudin.
Dikatakannya, program latihan fisik ini sangat diperlukan oleh para atlet. Mengingat biasanya pertandingan digelar mulai pagi hingga malam. Sehingga membutuhkan stamina prima agar dapat menyelesaikan rangkaian kegiatan kejuaraan.
“Fisik perlu karena biliar itu sangat lama bertandingnya. Jadi ketahanan fisik harus diperhatikan,” ucapnya.
Saat ini Pobsi Bontang hanya menjadwalkan tiga kali dalam sepekan, para atlet untuk berlatih teknik. Jadwal tersebut tidak dapat dipastikan harinya mengingat setiap atlet memiliki waktu bekerja yang berbeda-beda.
“Nantinya tergantung konfirmasi dari para atlet, tetapi kami mematok sepekan tiga kali,” ujarnya.
Setiap latihan para atlet bakal berlangsung selama dua jam. Tentunya waktu pelaksanaan akan berlangsung malam hari. Adapun venue latihan, pengurus cabor memilih dua tempat yaitu Dragon dan Diamond Biliar.
Ketika ditanyakan mengenai program pemusatan latihan, Nasrudin menjawab baru akan dirapatkan dengan pengurus cabor setelah Idulfitri nanti. Namun, idealnya trainning center (TC) tersebut dihelat selama tiga bulan sebelum porprov dimulai.
Hingga kini, ia menunggu kucuran dana dari KONI Bontang terkait persiapan porprov. Bila ditotalkan anggaran untuk pemusatan latihan menyentuh nominal Rp 180 juta.
“Berdasarkan dua tahun lalu, tiap bulannya menghabiskan anggaran sebanyak Rp 60 juta,” paparnya.
Pos anggaran yang menyedot biaya besar ialah penyewaan tempat latihan. Hingga kini pengurus cabor harus merogoh kocek senilai Rp 20 ribu per jam untuk satu meja. Sementara saat latihan atlet porprov membutuhkan 5 meja. Jika ditotal maka kebutuhan anggaran per jam menyedot Rp 100 ribu. Jika dikalikan dengan waktu latihan yang mencapai dua jam, maka Pobsi Bontang mengeluarkan biaya Rp 200 ribu tiap latihannya.
“Permasalahannya kami tidak memiliki kelengkapan latihan jadi harus menyewa,” tuturnya.
Selain itu biaya akomodasi juga diperlukan oleh Pobsi Bontang. Dikarenakan untuk nomor tanding snooker belum ada kelengkapan latihan di Bontang. Terpaksa, pengurus memboyong atlet untuk berlatih ke Samarinda.
“Dua tahun lalu juga seperti ini kami harus berlatih ke Samarinda,” ungkapnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: