ELECTRONIC Sport atau yang lebih dikenal dengan sebutan Esports menawarkan banyak peluang bagi mereka yang ingin berkecimpung di game online. Selain menjadi player, peluang menjadi caster cukup menjanjikan. Jalur itu pula yang dipilih oleh Putri Dita Natasya.
Dara 19 tahun itu memutuskan menjadi caster (pemandu pertandingan gim online) karena dia melihat peluang besar. Sebelum terjun ke dunia caster, Pudit, sapaan karibnya, terlebih dulu terjun sebagai player di salah satu tim besar di Bontang, Empressa Angel.
“Mainnya Mobile Legend dan Free Fire. Permainan saya biasa saja tapi bisa masuk tim Empressa,” kata perempuan berkulit putih ini.
Walhasil, Pudit memilih fokus di dunia caster lantaran dia mengintip peluang besar. Sebelumnya, setiap ada event game online, panitia kerap memanggil caster dari luar daerah. “Karena saya menyadari saya tidak terlalu mahir sebagai player, sehingga saya pilih caster,” imbuhnya.
Tawaran menjadi caster awalnya datang dari CEO dan Leader Tim Empressa. Tanpa pikir panjang, gadis pemilik senyum manis ini menyanggupi. Memiliki pengetahuan di dunia gim online menjadi modal penting. Sebab, seorang caster dituntut memahami yang akan dia pandu.
Selain cara permainan, pengetahuan hero game dan lokasi game play wajib dia kuasai. “Tuntutannya saya harus menguasai apa yang akan saya pandu. Sejauh ini, kesulitannya adalah mengatur nada saat berkomunikasi dengan caster lainnya.
“Kekurangan ini sedikit demi sedikit sudah diperbaiki,” tutur dia.
Turnamen pertama yang ia pandu ialah Kill New Luo Yi. Kejuaraan yang digagas oleh manajemennya pada 15 Mei. Awalnya, dia mengaku tegang, tetapi kelamaan Pudit menjadi menikmati berada di depan kamera.
Berbicara pendapatan, dia menyatakan dalam sekali tampil mendapat upah rata-rata sebesar Rp 250 ribu. “Cukup buat jajan,” terangnya.
Selain Mobile Legend, saat ini, Pudit terbiasa memandu gim PUBG. Bahkan, dalam kurun empat bulan belakangan, dia juga didaulat menjadi brand ambassador (BA) tim Empressa. Syarat dari tugas baru ialah seorang caster tim.
Dia berharap melalui bakat yang ditekuninya ini bisa membawa harum nama Kota Taman. Pasalnya, sangat jarang yang mau mengambil bidang ini. Apalagi untuk gender perempuan. Pudit juga ingin membuktikan bahwa ia bisa menjadi caster profesional. “Bisa dihitung caster yang ada di Bontang. Sampai sebelumnya harus menyewa caster dari luar daerah. Sebab itu, saya ingin menjadi caster yang terkenal hingga kancah lebih tinggi,” pungkasnya. (*/ak/don/k8)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post