BONTANG – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali menunjukkan komitmen pendampingan terhadap petani melalui Demonstration Plot (Demplot). Tergabung dalam kelompok tani “Tani Makmur” Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember.
Sejak awal pendampingan pasca sosialisasi demplot, para petani berhasil mencapai optimalisasi panen gabah melalui penggunaan pupuk Urea dan NPK Pelangi. Dengan pola pemupukan berimbang di atas lahan seluas 1 hektare.
Keberhasilan itu ditandai dengan panen raya yang dilakukan langsung oleh Direktur Komersil Pupuk Kaltim Gatoet Gembiro Noegroho. Bersama Pemerintah Kabupaten Jember melalui Asisten II Administrasi Pembangunan, Edy B Susilo di Desa Dukuh Dempok pada Sabtu (21/7) pagi.
Pada kesempatan itu, Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Jember, Sucipto mengapresiasi upaya Pupuk Kaltim dalam memaksimalkan potensi pertanian di Kabupaten Jember. Melalui demplot dan terlaksananya pendampingan berkala. Hal itu pun membuahkan hasil signifikan dengan pola pemupukan.
Dikatakannya, penggunaan produk Pupuk Kaltim dengan pola yang seimbang menghasilkan peningkatan produktifitas hingga 30 persen dari biasanya. Tercatat, ada dua jenis padi dengan hasil maksimal yaitu varietas Sertani 9 mencapai 9,5 ton per hektare dan Logawa dengan 10,6 ton per hektare. “Hasilnya sangat memuaskan dan betul terlihat dari 30 persen peningkatan hasil yang kami capai dari sebelumnya,” ujar Sucipto.
Dari peningkatan hasil produksi tersebut jika dikonversi dalam bentuk rupiah, maka tiap hektare memiliki selisih peningkatan hasil antara 9 hingga Rp 14 juta. Di samping itu, penggunaan produk Pupuk Kaltim pun terbilang lebih hemat dengan dosis jauh lebih kecil diimbangi pola pemupukan yang sesuai. Sehingga bibit yang ditebar sejak umur produktif menampakkan hasil nyata.
“Ini salah satu hal yang sangat kami apresiasi. Dengan dosis kecil namun berimbang. Hasil yang didapatkan langsung meningkat signifikan,” tandasnya.
Tak hanya untuk varietas padi, penggunaan Urea dan NPK dari Pupuk Kaltim juga sangat sesuai untuk jenis tanaman kubis (kol), dalam waktu dekat turut dipanen. Dirinya mengaku menggunakan jenis Pupuk Non Subsidi untuk Urea dan NPK Pelangi dengan komposisi 6 kwintal Urea serta 4 kwintal NPK untuk lahan seluas 1 hektare.
Begitu pula untuk hasil, dinilai jauh lebih maksimal dibanding menggunakan pupuk subsidi. Dapat mencapai 1 ton lebih hanya untuk jenis Urea pada lahan dengan luasan yang sama. “Hasilnya juga demikian, saat menggunakan pupuk yang dulu (subsidi) tiap bungkul maksimal hanya 2 kilogram. Tapi dengan produk non subsidi Pupuk Kaltim, pada umur 65 hari saja sudah jauh lebih besar dan berat bersih kami prediksi di atas 3 kilogram,” terang Sucipto.
Pria yang juga Ketua Kelompok “Tani Makmur” ini pun optimistis peningkatan hasil akan jauh lebih besar dengan penggunaan produk Pupuk Kaltim secara sesuai. Mengingat demplot yang selama ini dilaksanakan menampakkan hasil yang sesuai. “Petani di sini sudah mulai memahami dan produk Pupuk Kaltim sangat kami akui kualitasnya. Terutama untuk non subsidi, meski harga lebih tinggi tapi sebenarnya lebih hemat untuk pemakaian. Dan hasilpun sangat jauh perbandingannya,” tambahnya.
Sementara Edy B Susilo mewakili Bupati Jember Faida MMR, sangat mengapresiasi upaya Pupuk Kaltim dalam memaksimalkan peningkatan kualitas hasil pertanian masyarakatnya. Menurut Edy, Kabupaten Jember sebagai salah satu kawasan agraris di Jawa Timur dengan hasil pertanian mayoritas penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sangat bergantung pada jenis dan pola pemupukan yang sesuai. Hal itu diwujudkan Pupuk Kaltim melalui demplot bagi Kelompok Tani “Tani Makmur” dan KTNA Jember dengan hasil nyata. Ditunjukkan melalui panen raya padi dan kubis.
Dirinya mengaku akan terus mendorong pemerintah daerah untuk dapat mengintensifkan pemupukan yang sesuai, ditopang ketersediaan pupuk bagi petani di Kabupaten Jember. Terlebih dari Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dari tahun ke tahun, kebutuhan pupuk bagi kawasan pertanian di Jember terus mengalami peningkatan dan hal ini diharap dapat didukung dengan keberadaan Pupuk Kaltim.
“Atas nama pemerintah daerah, kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas demplot yang dilakukan melalui sinergi bersama Pupuk Kaltim di Jember ini. Semoga ke depan upaya ini dapat terus berjalan guna mendorong peningkatan produksi pertanian. Sebab, hasil pertanian di Jember menjadi penyumbang tertinggi PDRB mencapai 30 persen,” ungkapnya.
Hal itupun disambut Gatoet Gembiro Noegroho, ia menyebut akan terus berupaya untuk memaksimalkan penyebaran pupuk bagi kawasan yang menjadi tanggung jawab prioritas Pupuk Kaltim. Melalui demplot yang dilaksanakan sekaligus bentuk keseriusan Pupuk Kaltim dalam mendorong peningkatan kualitas dan hasil pertanian dengan menyediakan pupuk berkualitas. “Dengan demplot ini, kami ingin menunjukkan jika produk Pupuk Kaltim berkualitas dan bermutu tinggi. Hasil pun bisa dilihat langsung oleh para petani dengan pola pemupukan berimbang,” paparnya.
Melalui demplot yang dilaksanakan, petani bisa melihat langsung hasilnya dengan menggunakan produk Pupuk Kaltim. Agar ke depan dapat diterapkan secara merata pada seluruh kawasan pertanian yang ada. Upaya ini pun bentuk komitmen dan perhatian Pupuk Kaltim sebagai bagian dari BUMN di bawah naungan PT Pupuk Indonesia (persero) dalam mendorong kesejahteraan petani menuju swasembada pangan di Indonesia.
“Dengan peningkatan hasil pertanian secara signifikan, secara tidak langsung akan turut meningkatkan kesejahteraan petani kita. Itu salah satu tujuan besarnya,” ungkap Gatoet.
Pupuk Kaltim lanjut dia, akan melaksanakan demplot bagi kawasan lainnya, agar pola pemupukan dari pembibitan yang sesuai dapat turut dirasakan seluruh petani, ditopang penggunaan produk pupuk berkualitas. “Harapan kami demplot ini bisa menjadi contoh bagi petani lainnya dan bisa mendapat hasil yang juga meningkat sesuai harapan,” pungkasnya. (*/vo/nav/ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post