bontangpost.id – Pelajar di SMP 7 harus merasakan berada di ruangan yang disulap untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Pasalnya sebagian rombel harus mengikuti penyampaian materi guru secara lesehan. Tiga ruangan yang disulap itu ialah aula 1, aula 2, dan musola. Salah satu tenaga sekolah yang enggan disebutkan namanya mengaku kondisi ini terjadi sejak 2022 silam.
“Awalnya pembelajaran dilakukan dalam dua sif. Pagi dan siang. Tetapi sejak 2022 diubah menjadi satu sif. Sehingga ada yang belajar di ruangan terbuka,” kata tenaga sekolah tersebut.
Semula untuk sif pagi berdurasi 07.00 hingga 13.00 Wita. Diisi oleh empat rombel kelas IX dan dua rombel kelas VIII. Adapun sif siang diperuntukkan seluruh rombel kelas VII dan dua rombel kelas VIII. Dari 13.00 hingga 17.35 Wita.
“Ada pertimbangan sehingga diputuskan satu sif. Jadi biar adil sehingga pagi semua,” ucapnya.
Kejadian ini diambil saat ruang kelas di satuan pendidikan ini terbatas. Jumlahnya hanya sembilan. Padahal SMP 7 memiliki 12 rombongan belajar. Pengembangan bangunan sudah tidak bisa dilakukan. Karena lahannya terbatas. Sejatinya wacana relokasi sudah digaungkan beberapa tahun lalu.
“Bahkan di 2021 sudah ada presentasi rencana pembangunan secara tiga dimensi. Tetapi hingga kini urung dilakukan,” tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bambang Cipto Mulyono mengatakan rencana relokasi untuk SMP 7 tertunda. Lantaran tidak mendapat dukungan anggaran dari bantuan keuangan Pemprov Kaltim. “Semula memang usulkan di bankeu. Hanya SMP 7 tidak jadi karena tidak masuk,” terangnya.
Menurutnya usulan ini masuk saat musrenbang. Tetapi hilang pada saat akhir keputusan. Alhasil rencana ini belum dilakukan. Ia pun belum bisa memutuskan kapan itu terealisasi. Termasuk berapa jumlah taksiran kebutuhan anggaran untuk relokasi tersebut.
“Kami harapkan tahun depan. Karena berharap di bankeu. Saat musrenbang padahal sudah dapat lampu hijau,” ungkapnya.
Sebelumnya, SMP 7 diwacanakan direlokasi di dekat SD 010 Bontang Utara, Gunung Elai. Di area tersebut luasan lahan mencapai tiga hektare dengan status lahan milik Pemerintah Kota Bontang. 1,5 hektare lahan di antaranya diproyeksi menjadi lahan pembangunan SMP Negeri 7 Bontang. Saat ini sekolah tersebut masih berlokasi di depan Rusunawa Api-Api.
Tak hanya itu, selain alasan lahan yang sempit dan susah dikembangkan, relokasi sekolah ditujukan untuk pemerataan sekolah. Sebab di area Kelurahan Gunung Elai dan Kelurahan Satimpo belum memiliki SMP Negeri. Padahal pelaksanaan PPDB masih memakai konsep zonasi sebesar 50 persen. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post