BONTANG – Lapas Kelas III Bontang membutuhkan alat pelacak sinyal handphone (HP). Pasalnya, pihak Lapas Bontang tak memungkiri sempat adanya indikasi perantara peredaran narkoba di Lapas dengan alat bantu hp.
Kalapas Kelas III Bontang Heru Yuswanto mengatakan peredaran gelap narkotika salah satunya menggunakan alat komunikasi. “Makanya kami butuh alat pengacak sinyal handphone yaitu jammer, dan sudah dikoordinasikan dengan BNNK Bontang,” jelas Heru belum lama ini.
Diakuinya, memang tidak mudah menangani narkoba di Lapas, apalagi dengan jumlah warga binaan yang sudah overload dan banyaknya penggunaan alat komunikasi. Menurut Heru, sangat ideal jika memasang jammer di Lapas Bontang. Mengingat lokasi Lapas Bontang jauh dari permukiman masyarakat dan instansi pemerintah lainnya.
“Beda dengan di Lapas Samarinda, kanan kirinya ada gereja dan instansi lain yang akan terganggu dengan alat pengacak sinyal itu,” ujarnya.
Sedangkan Lapas Bontang jauh dari mana-mana. Dengan harga alat yang tidak murah, Heru berharap bisa secepatnya terealisasi usulan alat pengacak sinyal. “Saya sudah koordinasi dengan Kepala BNNK Bontang, mudah-mudahan bisa diusahakan oleh beliau, dan saya mendukung dan sangat setuju,” bebernya.
Warga binaan, tidak secara langsung menggunakan hp. Pihak Lapas juga sudah menyediakan warung telepon (wartel) bagi para warga binaan yang ingin menghubungi keluarganya. Namun penyusupan hp juga tak bisa dipungkiri keberadaannya. Walaupun, kata Heru hanya satu hp yang disusupkan.
“Sempat terjadi di Bontang, tapi perannya beda. Yang ada di Lapas (warga binaan) hanya sebagai penghubung. Kalau sebagai bandar tak mungkin karena barang itu mahal. Yang terjadi kemarin, punya kenalan dihubungkan sama yang punya uang akhirnya terjadi transaksi,”ungkap Heru.
Nah, lanjutnya, ketika akhirnya yang di luar Lapas ketangkap dan menuduh yang di dalam Lapas maka putus mata rantainya. Maka pengembangan stop disini, padahal seharusnya bisa dikembangkan lagi. “Saya tidak menutupi jika peran petugas dianggap lalai. Tapi kami terus perketat pengamanan dengan sering melakukan razia dan sisa satu dua, satu dua ini yang justru berbahaya,” kata Heru.
Demi mengantisipasi peredaran narkoba yang dikendalikan oleh warga binaan Lapas Bontang, Heru membatasi titipan makanan. Mengingat sempat beberapa kali ditemukan hp dalam makanan. “Dari titipan makanan 2019 ini saja sudah 5 hp ditemukan, kami siasati makanan dibatasi untuk antisipasi penyusupan hp. Awalnya terdeteksi di alat pendeteksi hp dan narkoba,” tutupnya.(mga/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post