Rute Pelayaran Ditutup, Kebutuhan Pangan di Bontang Aman

Ilustrasi. (Farezza Afia/KP)

BONTANG – Ketersediaan kebutuhan pangan di Bontang dipastikan aman. Meski terkendala penutupan rute pelayaran menuju Pelabuhan Loktuan, pemerintah Kota Taman bisa mengandalkan suplai dari Samarinda. Beberapa kapal kecil juga turut membantu memenuhi kebutuhan.

Kasi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Welly Zakius mengatakan pasokan beberapa komoditas pangan dari Sulawesi mengandalkan KM Queen Soya yang bersandar ke Bontang.

“Ada sebagian pasokan yang terdistribusi ke Bontang berdasarkan informasi yang saya dapatkan. Terutama beras, telur, dan sayuran,” kata Welly, Senin (6/4/2020).

Meski demikian, jumlah pengiriman tidak sebanyak bongkar muat di Pelabuhan Loktuan. Pasalnya pasokan terbagi ke beberapa daerah lainnya. Biasanya, KM Egon mengangkut suplai beras dalam beberapa truk. Sementara KM Queen Soya menggunakan dek paling bawah untuk mengangkut barang. Termasuk distribusi pangan.

“Kalau KM Queen Soya yang sebelumnya bersandar ke Pelabuhan Loktuan itu bisa lebih satu ton,” ucapnya.

Menurutnya, pengiriman bahan pangan juga dilakukan oleh kapal layar motor. Kapal jenis ini bersandar di Pelabuhan Tanjung Laut Indah. Namun dipastikan jumlah yang diangkut tidak banyak.

Meski demikian, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Debora Kristiani menyatakan hingga saat ini stok beberapa komoditas pangan terbilang aman. Berdasarkan pantauan per 4 April lalu, Pemkot Bontang menjamin ketersediaan pangan di tengah wabah pandemi virus korona.

Grafis: Kaltim Post

Ia pun meminta masyarakat tidak membeli dalam jumlah berlebihan. Maupun melakukan penimbunan barang. Sebab, kondisi tersebut dapat memicu gejolak harga dan pasokan pangan.

“Jangan panik, beli sesuai kebutuhan keluarga,” kata Debora.

Mengenai stok yang cukup dalam durasi satu bulan ialah beras dan cabai rawit merah. Ia menyebut pada Sabtu lalu terdapat tambahan beras masuk di grosir dan beberapa swalayan sejumlah 88 ton. Adapun distributor dan pedagang telah melakukan pemesanan jauh hari sebelumnya. Kisaran untuk distributor sebesar 30-40 ton, sedangkan pedagang dalam jumlah 8 ton.

“Sesuai informasi dari distributor dan pedagang, stok beras akan terus bertambah dan meningkat menjelang Ramadan,” ucapnya.

Sementara peningkatan harga gula pasir terjadi lantaran pasokan gula impor telah berkurang. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan, produsen perlu menaikkan kapasitas produksi. Akibatnya terjadi peningkatan biaya produksi dan harga jual. Per kilogramnya gula dijual Rp 18-20 ribu.

“Memang benar terjadi gejolak harga mencapai 25,9 persen,” sebutnya.

Komoditas cabai rawit dan daging sapi cukup dalam dua bulan ke depan. Kondisi ini disebabkan cabai rawit merupakan bahan pangan cepat rusak. Walhasil, pedagang tidak berani memasok dalam jumlah banyak. Karena permintaan berkurang akibat banyak warung makan tutup. Adapun daging sapi stoknya tidak banyak beredar. Sesuai dengan pemotongan tiap hari di rumah pemotongan hewan (RPH). (*/ak/ndu/k18/kpg)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version