CELOTEHAN akun Facebook Arief Cahyono mendadak viral. Dengan bahasa kasar, dia memprotes sebuah papan informasi proyek yang ditulis dengan huruf Mandarin. Ada juga keterangan singkat berbahasa Inggris, tapi tidak ada yang berbahasa Indonesia.
Status yang diunggah pada 29 Desember itu dilengkapi sebuah foto lokasi proyek dan peralatan berat. ”Toll Road Development of Solo – Kertosono Project Phase.” Begitulah tulisan berbahasa Inggris di papan tersebut.
Unggahan Arif tersebut menyebar di media sosial dengan sangat cepat. Mereka yang selama ini menyuarakan sentimen ”anti-China” seperti berlomba untuk membagikan ulang (share). Hingga berita ini diturunkan, unggahan Srief sudah dibagikan ulang hingga 1.537 kali. Kebanyakan mereka menjadi korban disinformasi dari papan proyek berbahasa Mandarin itu. Selain menyebar di Facebook, foto papan proyek berbahasa Mandarin tersebut banyak dibagikan di grup-grup WhatsApp.
Sesaat setelah menerima informasi tersebut, Jawa Pos langsung melakukan penelusuran lewat Radar Nganjuk (Jawa Pos Group). Jurnalis Radar Nganjuk langsung menuju lokasi proyek. Letaknya di Desa Kemaduh, Kecamatan Baron, Nganjuk. Ternyata papan proyek berbahasa Mandarin itu hanya sementara dipasang dan kini sudah tidak ada.
“Itu bukan papan resmi proyek. Hanya sementara, dipasang untuk kepentingan internal kontraktor Tiongkok. Ketika itu mereka kedatangan tamu kolega pimpinan mereka,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Solo–Kertosono Indra Rismawansyah.
Menurut Indra, papan itu sengaja dipasang karena sebagian besar tamu tak bisa bahasa Inggris. Apalagi bahasa Indonesia. ”Setelah acara selesai, papan itu langsung dicopot,” ujar Indra. Kepada jurnalis Radar Nganjuk, Indra menunjukkan foto-foto terbaru di sekitar lokasi yang kini sidah dipasang papan proyek berbahasa Indonesia.
Jawa Pos ingin memastikan apa arti kalimat di papan proyek berbahasa Mandarin yang sempat viral itu. Konfirmasi dilakukan pada Andre So, koordinator dari Indonesia–Tiongkok Culture Center (ITCC). Menurut Andre, yang tertulis di papan proyek berbahasa Mandarin itu hanyalah informasi formal.
”Kalau di-translate sama persis seperti papan proyek yang berbahasa Indonesia,” katanya. Jawa Pos memang mengirimkan dua foto kepada Andre. Satu papan proyek berbahasa Mandarin, satu lagi bahasa Indonesia. ”Hanya tulisan nama mandor, tanggung jawab, jarak panjang jalan, dan lainnya,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, proyek tol Solo–Kertosono memang digarap bersama (join operations). Pengerjaan proyek itu dilakukan Wika, Pembangunan Perumahan (PP), dan China Road Bridge Corporation (CRBC). Proyek jalan tol sepanjang 177,12 km itu ditargetkan bisa beroperasi pada 2018. (gun/c10/fat)
FAKTA: Papan informasi proyek berbahasa Mandarin memang ada. Tapi, itu hanya sementara untuk menyambut rombongan asal Tiongkok. Sebab, mereka tak bisa bahasa Inggris dan Indonesia. Kini sudah diganti dengan papan berbahasa Indonesia.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: