PRESIDEN Joko Widodo menyatakan kondisi perekonomian ekonomi pada kuartal ketiga 2018 Indonesia masih lebih baik, meski menurun. Hal itu disampaikan menyikapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin.
“Alhamdulillah menurut saya masih sangat baik dibandingkan negara lain. Kita bisa mempertahankan di posisi 5,1-5,2 persen,” tutur Jokowi di Depo MRT Lebak Bulus, Selasa (6/11).
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2018 mencapai 5,17 persen. Angka itu lebih kecil dibanding kuartal dua yakni 5,27 persen. Namun, level pertumbuhan lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu, 5,06 persen.
Angka itu juga lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2016, yakni 5,03 persen dan pada 2015 tercatat 4,78 persen.
Jokowi menyatakan hal itu patut disyukuri di tengah ketidakpastian perekonomian global, perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
“Kami lihat tren konsumsi masyarakat masih di atas lima itu baik. Menurut saya diharapkan bisa mempertahankan dan menaikkan,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di pengujung 2018 minimal pada 5,1 persen.
Sebelumnya, BPS mencatat sektor jasa mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 9,19 persen. Namun, angka itu tak berkontribusi signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi karena porsinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sekitar 2 persen.
Sementara itu, sektor manufaktur memegang peranan terbesar terhadap PDB dengan nilai 19,66 persen. Namun pertumbuhannya hanya tercatat 4,33 persen. Sektor konstruksi yang tumbuh 5,79 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi. (cnnindonesia)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: