BONTANG – Pembangunan Pasar Rawa Indah masih mangkrak. Hingga kini belum ada aktivitas pengerjaan yang dilakukan oleh PT Sasmito selaku pemenang tender. Kondisi ini menjadi sorotan legislator. Anggota Komisi III Rusli menduga ada kesengajaan urung dilaksanakannya lanjutan proyek bangunan pasar yang mengalami musibah kebakaran pada tahun 2013 ini.
“Ini ada kesengajaan dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK). Sehingga belum ada pengerjaan di sana,” kata Rusli saat ditemui Bontang Post di ruang Komisi III, Senin (27/8) kemarin.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, alasan penundaan pelaksanaan akibat adanya gangguan dari oknum warga. Politisi Partai Hanura ini menyikapi seharusnya ada garansi kepada pihak kontraktor asal Surabaya tersebut sehingga pembangunan lancar. Mengingat sudah ada putusan dari Mahkamah Agung yang terbit di tahun 2016. Hasilnya menetapkan Pemkot Bontang sebagai pemilik lahan.
Pada pertemuan dengan kontraktor dan Kepala Dinas PUPRK, ditetapkan pembangunan harus dimulai pada bulan ini. Namun kenyataannya hingga akhir bulan progres pengerjaan belum berjalan. “Ini jadi pertanyaan, putusan MA sudah ada sejak 2016. Saya memahami karena di tahun 2017 ditunda karena defisit. Tapi tahun ini juga harus ditunda, alasannya apa lagi?” tanya Rusli.
Proyek dengan skema pembiayaan multiyears contract (tahun jamak) ini dijadwalkan rampung pada tahun 2020. Rusli menilai, kejadian sebelumnya bisa terulang akibat penundaan pelaksanaan yakni tak dapat menyelesaikan seluruh konstruksi. Sehingga pembayaran berdasarkan pekerjaan yang dituntaskan. Alhasil sisanya menjadi Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA).
“Kalau dihitung mulainya seharusnya Februari maka ini sudah molor 6 bulan. Nanti kalau tidak selesai pasti menjadi SiLPA, yang rugi masyarakat,” ucapnya.
Lambannya pembangunan berdampak pada kemacetan Jalan KS Tubun saat pagi dan sore hari. Berkenaan kondisi pasar sementara yang sudah mengalami kerusakan bagian atap. Sehingga para pedagang memilih berjualan di samping jalan.
“Jangan salahkan kalau terjadi crowded di Jalan KS Tubun saat pagi dan sore hari. Karena pedagang membutuhkan bangunan baru mengingat pasar sementara atapnya banyak yang bocor,” tuturnya.
Sebagai informasi nilai proyek lanjutan pembangunan Pasar Rawa Indah ialah Rp 101 miliar. Konon PT Sasmito sudah mendapat pencairan uang muka sebesar Rp 13 miliar. Jumlah ini dibayarkan pada 5 April 2018 setelah kontraktor dari Surabaya ini memenangi lelang. “Kalau soal down payment (uang muka) itu menjadi hak dari kontraktor,” pungkas Rusli. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: