Sekolah Dibuka, Orangtua Masih Waswas

Sampai saat ini sekolah di Bontang masih menerapkan pendidikan jarak jauh

Anak yang sakit masih bisa mengikuti pembelajaran secara daring. (dok)

bontangpost.id – Pemerintah mengizinkan sekolah dibuka mulai Januari 2020 mendatang. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri. Yakni Diputuskan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri terbaru, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.

Ada poin-poin yang harus dipenuhi setiap sekolah apabila ingin menerapkan pengajaran tatap muka. Di antaranya, sanitasi, fasilitas kesehatan, kesiapan menerapkan wajib masker, thermo gun, pemetaan satuan pendidikan untuk tahu siapa yang punya komorbid, persetujuan komite sekolah dan orangtua wali.

Kebijakan ini menuai berbagai respons dari orangtua di Bontang. Yang anak-anaknya masih duduk di bangku sekolah. Seperti diutarakan Setia Oktaviani (29).

Dia cukup menyambut baik keputusan ini. Dengan pembukaan sekolah, praktis pekerjaan di rumah sedikit berkurang. Sebab selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) diterapkan 8 bulan terakhir, tugas orangtua, terkhusus ibu, turut bertambah.

Bukan hanya mengurus pekerjaan domestik, mengurus putranya yang masih balita. Pun harus mendampingi putrinya, Qheyrin Mustika Ramadhani (8) yang kini duduk di bangku kelas 2, untuk belajar. “Senang, sih. Tapi ada was-was juga,” ujar Setia.

Kekhawatiran itu, tak lain soal keamanan anak-anak ketika sekolah dibuka. Pandemi belum usai. Vaksin belum ditemukan. Sementara Bontang pun, hingga Minggu (22/11) masih masuk kategori zona merah. Masih jauh dari kata aman, khususnya untuk kelompok rentan anak-anak sekolah.

Lanjutnya, kekhawatiran itu menjadi tatkala menyadari bahwa anak SD tak semudah itu paham soal protokol kesehatan (Prokes). Meski dari rumah orangtua sudah mengingatkan soal disiplin prokes, guru-guru juga, belum tentu mereka jalankan.

“Namanya anak-anak kalau sudah main sama temannya suka lupa. Apalagi sudah hampir setahun gak ketemu teman-temannya pasti pada heboh,” ujarnya.

Dia berharap agar sekolah tatap muka dimulai bila Bontang sudah masuk zona hijau. Namun tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Bila memungkinkan, ada petugas yang khusus mengukur suhu siapapun yg masuk ke lingkungan sekolah.

“Hanya yang suhunya 37,5 derajat Celcius kebawah yg diperbolehkan masuk,” mintanya.
Dia juga berharap agar semua yang masuk lingkungan sekolah benar-benar disiplin prokes. Memakai masker yang baik, dan sesuai anjuran otoritas kesehatan. Mencuci tangan dahulu, sebelum masuk ke dalam sekolah.

Di ruang kelas pun, dia minta agar proporsi murid dikurangi 50 persen. Seperti di kelas anaknya, ada 30 murid. Maka ketika kelas dibuka, hanya 15 murid yang boleh masuk dalam satu ruangan.

“Semoga pemerintah bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Jangan sampai anak sebagai generasi penerus bangsa menjadi korban virus Corona ini,” harapnya.

Sementara, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikbud Bontang Saparuddin mengatakan, pihaknya sudah menerima soal SKB tersebut. Soal izin pemerintah membuka sekolah awal Januari 2020 mendatang.

Ujarnya, untuk prokes, sejatinya Bontang sudah siap. Bahkan sejak dahulu. Namun, karena ada SKB terdahulu Kemendikbud yang melarang sekolah dibuka, kecuali di daerah zona hijau. Maka pembukaan sekolah di Bontang urung dilakukan. Pemerintah pun tak mau ambil risiko, mengingat anak-anak sekolah, khususnya murid SD, adalah kelompok rentan.

Opsi kedua memilih beberapa sekolah sebagai percontohan. Tentu penunjukan ini juga dibarengi penerapan prokes yang ketat. Semisal proporsi jumlah murid di kelas hanya 50 persen dari jumlah normal. Tak kalah penting, 3M.
Saparuddin paham benar bila keputusan pemerintah pusat ini menuai pro dan kontra di kalangan wali murid.

Dia meyakinkan, bila semua masih dipertimbangkan Pemkot Bontang. Karena kebijakan pembukaan ini dibolehkan, selama daerah merasa sanggup dengan syarat prokes di sekolah yang ditetapkan Kemenkes. Pun harus ada kesepakatan dengan komite sekolah.

“Boleh tapi tidak diwajibkan. Tergantung daerah masing-masing. Yang jelas harus ada juga persetujuan komite sekolah,” tandasnya. (*)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version
https://www.bethhavenbaptistchurch.com/ anakslot https://torontocivics.com/ http://sultansawerlogin.com slot gacor arya88 slot gacor slot raffi ahmad slot raffi ahmad 77 https://attanwirmetro.or.id/ https://attanwirmetro.or.id/dolph/asd/ https://idtrack.co.id/ https://autoglass.co.id/ slot raffi ahmad 77 https://dabindonesia.co.id/ slot gacor https://tesiskita.com/ slot raffi ahmad https://bontangpost.id/ slot raffi ahmad 77 Anakslot https://karyakreatif.co.id/ slot raffi ahmad 88 Anakslot arya88 kicautoto kicautoto slot thailand https://www.ajlagourmet.com/ kicautoto situs raffi ahmad gacor slot raffi ahmad 88 situs scatter hitam situs scatter hitam slot toto Link Gacor Hari Ini Slot Bca Situs deposit 25 ribu https://cdn.sena.co.th/ toto 4d https://www.ajlagourmet.com/-/ daftar slot gacor