bontangpost.id – Pemakaian ruang aula dan musala untuk kegiatan pembelajaran di SMP 7 mendapat atensi dari wakil rakyat.
Wakil Ketua DPRD Agus Haris meminta pemkot untuk segera mengambil keputusan. Sebab jika kondisi ini dibiarkan para pelajar menjadi korban karena belajar di tempat yang tidak nyaman.
“Kebijakan ini berada di level kepala daerah. Harus ada keputusan cepat,” kata legislator yang akrab disapa AH.
Terkait ketersediaan anggaran daerah, sejatinya cukup untuk melakukan relokasi. Seperti yang sudah diwacanakan beberapa tahun lalu. Mengingat APBD Bontang mengalami kenaikan. Namun ini tergantung pengambil kebijakan bersedia atau tidak.
“Seperti ada anggaran bimtek tahun ini kepada beberapa pihak. Saya kira kalau itu dialihkan untuk pembangunan gedung di area baru pasti disetujui oleh masyarakat,” ucapnya.
Aspek pendidikan menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian. Sebab ini untuk mempersiapkan generasi mendatang. Sejauh ini masih ada sekolah yang memberlakukan dua sif. Padahal skema itu dilaksanakan ada beberapa dampak. Mulai dari menyusutnya waktu pembelajaran hingga penyerapan materi yang tidak optimal di jam tertentu.
Jika tidak tahun ini, maka bisa pengerjaan dilakukan secara bertahap. Supaya penyelesaian bangunan di lokasi baru tidak terus mundur. Diketahui, pelajar di SMP 7 harus merasakan berada di ruangan yang disulap untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Pasalnya sebagian rombel harus mengikuti penyampaian materi guru secara lesehan. Tiga ruangan yang disulap itu ialah aula 1, aula 2, dan musola. Salah satu tenaga sekolah yang enggan disebutkan namanya mengaku kondisi ini terjadi sejak 2022 silam.
“Awalnya pembelajaran dilakukan dalam dua sif. Pagi dan siang. Tetapi sejak 2022 diubah menjadi satu sif. Sehingga ada yang belajar di ruangan terbuka,” kata tenaga sekolah tersebut saat dihubungi awak Kaltim Post.
Semula untuk sif pagi berdurasi 07.00 hingga 13.00 Wita. Diisi oleh empat rombel kelas IX dan dua rombel kelas VIII. Adapun sif siang diperuntukkan seluruh rombel kelas VII dan dua rombel kelas VIII. Dari 13.00 hingga 17.35 Wita.
Kejadian ini diambil saat ruang kelas di satuan pendidikan ini terbatas. Jumlahnya hanya sembilan. Padahal SMP 7 memiliki 12 rombongan belajar. Pengembangan bangunan sudah tidak bisa dilakukan. Karena lahannya terbatas. Sejatinya wacana relokasi sudah digaungkan beberapa tahun lalu.
“Bahkan di 2021 sudah ada presentasi rencana pembangunan secara tiga dimensi. Tetapi hingga kini urung dilakukan,” tutur dia.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bambang Cipto Mulyono mengatakan rencana relokasi untuk SMP 7 tertunda. Lantaran tidak mendapat dukungan anggaran dari bantuan keuangan Pemprov Kaltim. “Semula memang usulkan di bankeu. Hanya SMP 7 tidak jadi karena tidak masuk,” terangnya.
Menurutnya usulan ini masuk saat musrenbang. Tetapi hilang pada saat akhir keputusan. Sebelumnya, SMP 7 diwacanakan direlokasi di dekat SD 010 Bontang Utara, Gunung Elai. Di area tersebut luasan lahan mencapai tiga hektare dengan status lahan milik Pemerintah Kota Bontang. 1,5 hektare lahan di antaranya diproyeksi menjadi lahan pembangunan SMP Negeri 7 Bontang. Saat ini sekolah tersebut masih berlokasi di depan Rusunawa Api-Api. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post