bontangpost.id – Turap Gunung Elai yang patah belum juga diperbaiki. Hal itu mendapatkan perhatian serius dari Komisi III DPRD Kota Bontang.
Diketahui sebelumnya, turap Gunung Elai yang patah disebabkan karena adanya pergeseran tanah akibat pengecoran jalan dan pembangunan turap baru. Turap lama yang konstruksinya mengikuti jembatan memiliki pancang pondasi yang kurang dalam dan tebal, sehingga saat dilakukan penimbunan dan pemadatan, terjadi pergeseran.
Ketua Komisi III DPRD Kota Bontang Amir Tosina mendesak agar pihak terkait segera menindaklanjutinya. Pun ia mempertanyakan soal rencana penyambungan turap tersebut.
“Karena jarak antara turap lama dan turap baru itu jauh. Sehingga bagaimana nanti cara penyambungannya, harus benar-benar diperhitungkan. Jangan sampai penyambungan turap itu menjadi masalah lagi karena kurang perencanaan seperti sebelumnya,” ujarnya.
Direncanakan, pihaknya bakal meninjau ulang turap tersebut jika realisasi penanganan sudah rampung sepenuhnya.
Sementara itu, Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Edi Suprapto mengungkapkan penanganan turap Gunung Elai tersebut agak berbeda. Sebab pihaknya perlu memastikan konstruksi dari turap lama yang terhubung dengan bracing jembatan.
“Setelah mengidentifikasi itu, baru bisa ditentukan tipe turap yang akan kami aplikasikan di sana. Supaya hal-hal yang tidak diinginkan itu, tidak terjadi lagi. Setelahnya, baru kami bisa mengamankan jalan yang sebelumnya ikut terdampak,” ungkapnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: