bontangpost.id – Truk sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nunukan dengan plat nomor KU 8022 P, dikemudikan pria berinisial KL menabrak mahasiswi Politekhnik Negeri (Poltek) Nunukan berinisial BU (21). Yang mengagetkan, setelah ditabrak bukannya ditolong untuk dibawa ke rumah sakit, korban malah dibuang hingga tewas di kebun singkong.
Kejadian itu pada Rabu (28/4) lalu, sekitar pukul 18.30 Wita di Desa Sedadap Nunukan Selatan. Setelah tahu menabrak korbam, sopir truk yang berusia 50 tahun itu sempat berhenti dan menolong korban. Dalam kondisi panik dan khawatir dihakimi massa, KL meminta tolong orang membantu menaikkan korban ke jok depan. Ia mengaku segera membawa korban ke Puskesmas.
Namun, di tengah perjalanan sopir truk itu malah berubah pikiran dan mengurungkan niat untuk membawa korban ke Puskesmas. Sang sopir keji ini memutuskan untuk kembali ke lokasi kejadian. Saat itu, KL hilang konsentrasi dan mobil truk yang dikendarai terperosok sebagian di selokan pinggir perkebunan.
KL berinisiatif membuang korban jauh ke tengah kebun dan ditutupi dengan daun pisang. Korban ditemukan disemak belukar sudah tak bernyawa, di tengah kebun singkong yang ada di Sedadap Nunukan Selatan dalam kondisi mengenaskan, sekitar pukul 23.00 Wita.
Bagian belakang kepala korban pecah dan bersimbah darah. Bahkan, jasadnya saat ditemukan mulai dikerumuni semut merah, ditutupi daun pisang dan beberapa batang singkong. Tidak butuh waktu lama bagi Polres Nunukan untuk meringkus sopir truk tersebut.
Kasat Reskrim Polres Nunukan AKP Marhadiansyah Tofiqs Setiaji mengatakan, tersangka sudah diamankan Polres Nunukan. Dari keterangan KL, sama sekali tidak sengaja menabrak korban. Kondisi jalan di blok perkantoran Gadis 1 cukup gelap, KL terkejut saat melihat yang tertabrak sudah terkapar bersimbah darah.
“Dia (KL) kebingungan dan berubah pikiran. KL bawa korban berputar-putar mencari lokasi sepi. Dari pengakuan tersangka, korban masih terdengar mengerang lemah menahan sakit,” jelas Marhadiansyah.
Saat kembali ke lokasi kejadian dan membuang korban ke kebun. Diduga tersangka mencuci mobilnya yang banyak terkena darah korban. Unit Reskrim masih melakukan olah TKP dan mengkaji pasal yang akan disangkakan untuk KL bersama Satlantas Nunukan.
“Kami masih koordinasi untuk sangkaan pasalnya. Apakah ini masuk LLAJ atau kriminal umum, pendalaman kasus masih kami lakukan,” terang Marhadiansyah.
Sementara itu, paman korban Gradus Tahan Tokan (52), tampak emosional atas kejadian yang menimpa ponakannya tersebut. “Dia ditabrak truk sampah DLH Nunukan. Bukannya dibawa ke rumah sakit, tapi malah dibuang oleh tersangka,” tutur Gradus.
Korban mengambil mata kuliah teknologi pengolahan hasil perikanan dan duduk di semester 6. Bahkan, korban pun bekerja di kantor Gabungan Dinas (Gadis) I Nunukan Selatan sebagai office girl. Untuk membiayai kuliahnya dan menambah penghasilan keluarga.
Sebagaimana diceritakan Gradus, kejadian maut bermula saat korban telah menyelesaikan pekerjaannya di Gadis 1. “Bensin motornya habis. Korban menelepon bapaknya minta diantarkan bensin. Tapi belum sempat dijawab, tiba-tiba terdengar suara ‘brak!!!’ dan teriakan laki-laki dari handphone. Setelah itu handphone pun mati dan tidak bisa lagi dihubungi,” ungkapnya.
Khawatir dengan kondisi putrinya, apalagi hari sudah gelap karena masuk waktu maghrib, ayah korban bernama Edmundus Neno, berupaya menyusul putrinya. Sesampainya di pinggir jalan dalam blok perkantoran Gadis 1, hanya menemukan sepeda motor putrinya yang ringsek dan bekas darah cukup banyak.
“Panik dan pergi dia ke puskesmas pun tidak ada temukan korban. Termasuk pergi ke rumah sakit juga tidak ditemukan,” ucapnya.
Kemudian, pencarian dilakukan bersama polisi. Di tengah jalan berjarak 1 km dari kantor Gadis, ditemukan mobil truk sampah yang terperosok. Keluarga korban menemukan bercak darah di ban depan mobil.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post