Sudah Seminggu Warga Pulau Derawan Khawatirkan Limbah, Instansi Teknis Belum Turun Tangan

Limbah yang masuk perairan Kampung Pegat Betumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau. (Arta Kusuma Yunanda/BP)

bontangpost.id – Kepala Kampung Pegat Betumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Alimuddin, bersama warga sudah melakukan penelusuran mencari asal limbah yang masuk ke karamba nelayan.

Alimuddin mengatakan, pihaknya menemukan dugaan lokasi asal limbah tersebut. Di lokasi yang dicurigi itu terlihat limbah berwarna kuning kental dengan jumlah yang sangat banyak.

“Ada  satu lokasi, itu limbahnya sangat banyak, dan sudah ada juga yang mengalir ke karamba pada nelayan,” ujarnya.

Dia pun meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau agar bisa menurunkan tim  untuk mengecek limbah yang mulai mereseahkan warga.

“Sudah satu Minggu lebih belum ada satu pun tim yang datang untuk mengecek apakah limbah tersebut berbahaya atau tidak,” tegasnya.

Menurutnya dengan turunya tim dan dilakukan tes atau pengecekan membuat masyarakat bisa lega. “Karena jika seperti ini  kita tidak tahu limbah apa, dan bahaya atau tidak. Karena yang kami khawatirkan ini bisa menganggu ikan dan udang para nelayan,” tandasnya.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi II DPRD Berau, Nurung menjelaskan bahwa jika hal seperti ini apalagi permintaan dari masyarakat seharunya DLHK bisa menerunkan tim untuk melakukan pengecekan.

“Karena memang ini permintaan dari masyarakat, sehingga tidak ada kekeliruan jika sudah dilakukan pengecekan dan bisa tahu itu limbah asal dari mana,” katanya.

Karena jika bicara terkait dengan limbah sawit, menurutnya Kampung Pegat Betumbuk jauh dari lingkar sawit. Dan jika memang limbah tersebut disebabkan karena sawit tentunya limbah itu melewati sungai ataupun wilayah lingkar sawit terlebih dahulu.

“Jadi kita juga tidak bisa pastikan itu adalah limbah sawit, karena posisi Pegat Betumbuk itu adalah daerah pantai,” jelasnya.

Sehingga, agar hal ini tidak melebar dan hanya menjadi asumsi semata, ia pun meminta DLHK Berau bisa menjelaskan terkait hal ini.

“Jadi harus bisa cek terlebih dahulu limbah itu berasal dari mana agar tidak ada opini yang melebar,” sebutnya.

Hingga berita ini dibuat Minggu (7/7/2024) malam, Kepala DLHK Mustakim Berau tidak bisa dihubungi. Dan saat ini, pesan via WhatsaApp terlihat keterangan centang dua warna biru tanda pesan sudah dibaca. (aky/far)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version