bontangpost.id – Pemkot Bontang terus berupaya menyelesaikan permasalahan banjir di Kota Taman. Bahkan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) telah memiliki program sehubungan langkah itu. Kepala Seksi Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Sumber Daya Air Dinas PUPRK Bambang Permadi mengatakan mengusulkan anggaran sebesar Rp 16 miliar untuk optimalisasi Waduk Kanaan.
“Usulan ini kami ajukan melalui Bankeu Pemprov Kaltim 2022,” kata Bambang.
Selain pengerukan, pengerjaannya nanti meliputi penguatan tebing di area genangan waduh dan pembangunan infrastruktur di dalamnya. Dijelaskan dia, daya tampung waduk saat ini berkisar 300 ribu meter persegi. Dengan pengajuan itu diharapkan volume waduk dapat menampung debit air sejumlah 400 ribu meter persegi.
“Ini bertahap menyesuaikan kemampuan anggaran,” ucapnya.
Belakangan ini secara berkala optimalisasi Waduk Kanaan telah dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan 4. Volume pengerukannya kurang-lebih 10 ribu sampai 15 ribu meter persegi. Per tahun ada kegiatan dari BWS. Berdasarkan data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), pada tahun lalu terdapat kucuran sebesar Rp 4,2 miliar.
Bambang menuturkan program penanganan banjir akan terus berkesinambung. Pihaknya mendorong selain menggunakan sumber dana APBD Bontang juga diajukan melalui Bankeu maupun APBN. Menurutnya banjir yang terjadi di Bontang diakibatkan kondisi ekstrim. Bentuknya intensitas hujan tinggi di daerah hulu daerah aliran sungai. Ditambah intensitas hujan tinggi di area Bontang serta kondisi pasang air laut yang tinggi.
“Penyebab banjir tentunya alih fungsi lahan permukiman dan perkebunan. Serta kerusakan DAS di daerah hulu dan tengah,” tutur dia.
Tak hanya itu, Dinas PUPRK juga meminta percepatan pembangunan Bendungan Suka Rahmat. Sebagai pengatur aliran air melalui Sungai Bontang. Sehingga dapat mereduksi debit air yang masuk melalui DAS Bontang. Diketahui, sesuai masterplan, kebutuhan anggaran untuk infrastruktur itu mencapai Rp 25 miliar. Baru terealisasi Rp 5 miliar pada tahun lalu. Artinya tersisa Rp 20 miliar.
Waduk Kanaan memiliki luasan 8 hektare persegi. Sementara, sampai sekarang yang baru terealisasi dikerjakan baru mencapai 3 hektare. Pendalaman waduk tersebut bertujuan agar bisa menampung debit air lebih banyak. Dengan kedalaman 5 meter. Sebagai salah satu cara antisipasi penanggulangan banjir. Nantinya debit air dari hulu akan ditampung di waduk. Kemudian dialirkan secara bertahap ke hilir.
Terbaru, pengerjaan yang dilakukan bersumber dari APBN melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kaltim. Dengan nilai Rp 1 miliar. Pengerjaan pengerukan itu dimulai sejak Januari silam. Pengerjaannya pun rampung di April lalu.
Selain penanganan banjir, Waduk Kanaan juga berfungsi sebagai pemanfaatan air permukaan. Namun, rencana ini masih membutuhkan proses panjang. Dikarenakan saat ini masih dalam tahapan kajian atau penyusunan fisibility study (FS). Setelah itu baru penyusunan detail engginering design (DED). Pasca DED, baru bisa diputuskan air tersebut bisa dimanfaatkan atau tidak. Menurutnya air dari waduk itu bisa dijernihkan dengan pemanfaatan teknologi yang ada. Permasalahannya ialah persepsi lokasi waduk yang dekat kuburan dan kandang hewan ternak. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: