bontangpost.id – Sungguh tragis nasib yang dialami Bejo (bukan nama sebenarnya). Warga Berebas Tengah ini ketiban sial saat hendak mendapatkan uang dari skema investasi online. Namun, setelah diketahui itu merupakan investasi bodong. Bahkan, ia malah diteror oleh aplikasi kredit online.
Kepada Kaltim Post (grup bontangpost.id), pria berusia sekira 27 tahun ini memperoleh link skema investasi dari sebuah aplikasi pesan singkat, sekira dua pekan lalu. Ketika melakukan registrasi, ia diminta mengisi sejumlah data. Termasuk mengirimkan foto wajah dengan memegang kartu identitas.
Selanjutnya, pengelola aplikasi itu juga mengharuskan dia mengisi saldo awal. Dua paket disodorkan awalnya. Mulai dari paket basic dengan minimal nominal Rp 2 juta dan maksimal Rp 4 juta dengan durasi kontrak seminggu. Besaran ini dijelaskan bakal mendapatkan keuntungan sejumlah Rp 5,6 juta.
Sementara paket Silver dengan pengisian saldo awal minimal Rp 5 juta dan maksimal Rp 8 juta. Total keuntungan yang ditawarkan Rp 13 juta. Lantas, Bejo hanya mengirimkan nominal sebesar Rp 250 ribu.
“Saldo ini yang akan digunakan untuk mendapatkan keuntungan,” kata Bejo.
Anehnya ketika sudah mentransfer sejumlah uang yang diminta, dia justru diblokir dari grup pesan singkat tersebut. Setelah dicek ternyata nama trading saham ini tidak muncul di playstore. Ia pun rela mengikhlaskan nominal uang yang lenyap.
Namun, pasca kejadian itu, kontaknya diteror oleh oknum yang mengaku dari perusahaan kredit online. Bahkan kontak kerabatnya yang tersimpan di smartphone juga mengalami hal serupa. Umumnya, mereka meminta dia melunasi tunggakan kredit yang telah melampui batas jatuh tempo. Ancaman pun diterimanya. Bahkan jika tidak membayar segera akan dipermalukan di dunia maya.
“Tak hanya itu keluarga saya pun ditelpon katanya saya dituduh masuk sindikat narkoba,” geramnya.
Ia menduga perolehan data kontak kerabat dan keluarga tersebut dari email. Dengan tekad bulat, ia pun telah melaporkan kasus ini ke Mapolres Bontang. “Karena ini telah mencemarkan nama baik saya,” terangnya.
Kondisi ini dibenarkan oleh rekan Bejo yang bernama Didi. Ia mengaku awalnya mendapatkan pesan singkat Whatsapp dari salah satu pengelola oknum aplikasi kredit online. Bahkan, beberapa hari belakangan teror itu kian intensif datang.
“Benar saya dikirimi pesan kalau Bejo punya hutang dengan aplikasi online. Sontak saya memberanikan diri bertanya kepadanya langsung dan ternyata tidak demikian,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: