BONTANG – Berbagai solusi dicari untuk mencegah banjir di Bontang. Bahkan sampai ke luar negeri. Medio Desember 2019 lalu, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni bertandang ke Belanda. Di sana, Neni yang didampingi sejumlah anggota DPRD Bontang dan Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Banjir (GMPB) Teguh Suharjono mempresentasekan tentang penyelesaian banjir di depan akademisi University of Twente.
Hasilnya, Pemkot Bontang dan kampus terkemuka di Belanda itu akan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Maret ini. Namun, tampaknya hal tersebut belum bisa dilangsungkan bulan ini. Mo
Dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Bontang Aji Erlinawati mengatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman diundur April mendatang.
Sementara itu, Pemkot Bontang tahun ini menganggarkan Rp12,8 Miliar untuk pencegahan banjir. Tidak hanya itu, pemkot pun mendapatkan bantuan anggaran dari pemprov. “Ada. Tapi saya lupa berapa pastinya,” katanya.
Sebelumnya, Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Karel mengatakan, angka itu terdiri dari tujuh paket pengerjaan. Program ini menyasar penurapan maupun normalisasi saluran drainase. “Menyasar Sungai Bontang, Sungai Guntung, maupun saluran drainase dekat permukiman warga,” katanya.
Berkenaan dengan penurapan Sungai Bontang terdapat dua lokasi. Meliputi di Kelurahan Api-Api dan Gunung Telihan. Penurapan di Api-Api sepanjang 15 meter mencakup dua sisi bibir sungai. Dengan tinggi 3,5 meter. Saat ini pinggir sungai masih berupa susunan batu. (*/eza/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: